-->

Copyright 2021 © Tanah Impian All Right Reserved


"HEMAT CERDAS, HIDUP BERKUALITAS"

Kearifan Lokal Buktikan Hidup Bahagia

MBAH PON
Jakarta  (WWT) - "Kearifan Lokal Buktikan Hidup Bahagia" hingga tidak mengerti konsep "Masalah"

Penjual gudeg di pojokan pasar Beringharjo Jogja

Mempunyai 5 anak yang 2 kuliah di UGM, 2 lagi di ITB dan 1 di UI. Mereka sekolah sampai jenjang kuliah tanpa beasiswa.

Siang itu mbah Pon duduk di depan para seminar yang antusias ingin belajar kesuksesan dari mbah Pon.

Banyak pertanyaan dilemparkan, tapi tidak ada jawaban dari mbah Pon yang bisa memuaskan peserta.
Misalkan, ketika ada pertanyaan, kiat mendidik anak, jawabannya hanya, Ya biasa saja, kalo nakal ya dinasehati.

Pertanyaan soal pembayaran kuliah anak - anaknya di jawab mbah Pon, Pas waktunya bayar sekolah, ya dibayar.

Peserta seminar sudah tidak tahu lagi harus bertanya apa, karena tidak ada jawaban yang spesial dari mbah Pon.

Hingga seorang peserta bertanya, Mbah Pon, apa tidak pernah punya masalah ?

Dengan wajah bingung mbah Pon balik bertanya, Masalah itu apa to ? Masalah itu yang seperti apa ?

Peserta itu mencontohkan, itu loh mbah, misalkan pas sudah waktunya bayar sekolah, nggak ada uangnya.

Dengan tersenyum mbah Pon menjawab, Oh itu toh, ya gampang saja, KALO PAS TIDAK ADA UANG, SAYA MINTA KE GUSTI ALLAH, lha ternyata besoknya ada yang mau mborong gudeg saya.

Baca juga : Daftar Obat Alami

Jawaban mbah Pon menampar para peserta seminar yang notabene adalah orang - orang pintar dan terpelajar.

Mbah Pon tidak tahu apa itu masalah, sehingga tidak pernah menganggap hidupnya ada masalah.

Bagaimana mungkin masalah datang dalam kehidupannya, bila hanya ALLAH yang hanya dijadikan sandaran ??
SELALU POSITIF
SELALU BERSYUKUR
SELALU BAHAGIA

#BERBAGISEMANGAT
#menebarsemangat

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa

Kembali ke Kearifan Lokal vs Siria

Jakarta  (WWT) - Coba flashback sejenak, benar yang dikatakan orang ini, saat mata pelajaran Budi Pekerti, yang mengajarkan nilai² universal kebaikan Kearifan Lokal Nusantara, digantikan dengan nilai² lain apapun, Bangsa ini jadi kacau, seperti yang mereka kehendaki (red).

Pada masa mata pelajaran Budi Pekerti diterapkan, tidak pernah terjadi Tawuran Remaja
 
Saat mata pelajaran Budi Pekerti diganti oleh mata pelajaran Agama, dimulailah Tawuran Remaja

Tawuran Remaja adalah bentuk Siria Kecil, yang saat 212 jadi Siria sedang

Apakah Pemerintah menunggu di Indonesia jadi Siria yang sesungguhnya


Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa

Utamakan Nilai-nilai Kearifan Lokal

Jakarta  (WWT) - Dimana Bumi Dipijak, Disit Langit Dijunjung... Sepertinya mudah dan tak bermakna, tapi lihat ungkapan dari tulisan Kearifan Lokal di Australia di bawah ini...

Redaksi hanya ingin mengingatkan, jika Kearifan Lokal Indonesia, diterapkan secara utuh, maka bangsa ini akan Sehat (Sejahtera, Aman dan Tentram)... (red)

MENGAPA GURU DI NEGARA MAJU LEBIH KHAWATIR JIKA MURIDNYA TIDAK BISA MENGANTRI KETIMBANG TIDAK BISA MATEMATIKA ?
INILAH JAWABANNYA :

Seorang guru   di Australia pernah berkata :
“Kami tidak terlalu khawatir anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika”. Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

Saya tanya "kenapa begitu?”

Jawabnya :

1. Karena kita hanya perlu melatih anak 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran di balik proses mengantri.

2. Karena tidak semua anak kelak menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak jadi penari, atlet, musisi, pelukis, dsb.

3. Karena semua murid sekolah pasti lebih membutuhkan pelajaran Etika Moral dan ilmu berbagi dengan orang lain saat dewasa kelak.

”Apakah pelajaran penting di balik budaya MENGANTRI?”

”Oh banyak sekali.."

1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.

2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya jika ia mendapat antrian di tengah atau di belakang.

3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal.

4. Anak belajar disiplin, setara, tidak menyerobot hak orang lain.

5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)

6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan berkomunikasi dengan orang lain di antrian.

7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.

8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.

9. Anak belajar disiplin, teratur, dan menghargai orang lain

10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.

11. Dan masih banyak pelajaran lainnya, silakan anda temukan sendiri..

FAKTANYA ..

Banyak orang tua justru mengajari anaknya dlm masalah mengantri dan menunggu giliran, Sebagai berikut :

1. Ada orangtua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”   

2. Ada orangtua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.

3. Ada orangtua yang memakai taktik atau alasan agar dia atau anaknya diberi jatah antrian terdepan, dengan alasan anaknya masih kecil, capek, rumahnya jauh, orang tak mampu, dsb.

4. Ada orang tua yang marah-marah karena dia atau anaknya ditegur gara-gara menyerobot antrian orang lain, lalu ngajak berkelahi si penegur.

5. Dan berbagai kasus lain yang mungkin pernah anda alami.

Yuk kita ajari anak-anak kita, kerabat dan saudara untuk belajar etika sosial, khususnya ANTRI.

Budaya SUAP dan KORUPSI juga dimulai dari tidak mau belajar mengantri.....

CARE to SHARE

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa

JANGAN UTAK-ATIK BALI

Jakarta  (WWT) - Kita lihat apa yang mau dibahasnya. 

Ingat mas menteri. Kami menolak wacana Wisata Halal dan Program Oke Oce. 

Pantai akan terus berbikini dan babi guling tetap jadi andalan kami. Arak dan Tuak akan tetap jadi minuman favorit kami. 

Sebelum kamu lahir tanah kelahiran kami sudah mendunia. Pariwisata yang jadi andalan nomor 2 negeri ini. 70% nya adalah Bali. 

Ingat masukanku tentang bikin sistem IT yang bagus. Bikin kayak Google map. Jadikan teknologi sumber informas destinasi yang wisatawan inginkan. Direktori tempat ibadah. Tempat makan. Tempat belanja. Tempat berenang pake bikini. Tempat nongkrong. Tempat Yoga. Anything. Indonesia itu besar. Potensinya juga sangat besar. Fokus di SDM-nya. 

Gak perlu bawa wacana halal haram di sini. 

Gak perlu jadikan Bali sapi perah yang di masa pandemi melanda justru kondisinya paling parah. 

Jangan utak-atik Bali. 

Aku akan terus bersuara. 
Dan aku yakin saudara-saudaraku di NTT, Toba, Manado dan yang lainnya juga akan memperjuangkan tanah kelahirannya.  

Paham mas menteri ?

Jadi menteri pariwisata di zaman pandemi bukan hal yang mudah. Posisimu sangat krusial. Pakai ide yang _out of the box_ tanpa harus mengkotak-kotakkan. 

Duduk bersama pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di 34 propinsi. Tak cukup hanya dengan kepala dinas saja.

Mereka bisa kasih kamu input berharga dengan biaya minimal. Bahkan gratis.

Anggaran yang kementrian punya gunakan untuk pemberdayaan. _RESULT ORIENTED_. Bukan cuma jadi ajang bakar uang. 

Karena duit yang kamu gunakan bukan diambil dari daun pohon kamboja. 

Anggaran kementrian adalah uang negara. Gunakan Rp. 4,9 Trilyun dengan bijak untuk pemulihan pariwisata fokus pada _Experience Destination_ (manjakan wisatawan domestik).

_Quality Tourism_ berbasis budaya kearifan lokal. Pemberdayaan SDM Ekonomi kreatif _go digital_. 

Kalau mas menteri sudah dikasih masukan gratis sama tukang sepatu masih juga gak mau tahu...

Itu namanya TERLALU 😤

Niluh Djelantik

Sumber : Sate Jawa 
Foto : Istimewa

Iklan Kue Sachet yang Mendidik

Seyogyanya pesan iklan itu mendidik
Jakarta (WWT) - Pagi bangun tidur, saya menyalakan TV, langsung disuguhkan oleh sebuah iklan berseri. Ternyata pagi ini saya menonton seri ke 2 dari iklan tersebut.

Singkatnya iklan tersebut mengisahkan seorang anak yang jago beladiri, tetapi dirinya selalu dibuli. Sementara sahabatnya yang mengetahui bahwa temannya yang suka dibuli itu sebenarnya jagoan, tetapi tidak pernah mau membalas atau melawan.

Satu saat sang sahabat menanyakan, mengapa sang jagoan tidak membalas atau melawan, sang jagoan pun, yang seraya orang tuna wicara tersebut mengisyaratkan, bahwa "Kebesaran Hatilah Yang Akan Membawa Ketentraman Batin".

Di seri kedua, lagi-lagi kedua anak-anak yang baik tersebut. lagi-lagi ingin ditindas.

Saat dua orang sahabat bijak itu, dihadang oleh 4 orang. Lalu pemimpin keempat anak itu, memerintahkan agar 2 anak baik itu minggir, jangan menghalangi jalan mereka.

Dengan berteriak, "Kami berempat, kamu berdua, Minggir"

Tetapi dengan tidak disangka, apa jawaban dari si jagoan bijak, "kami ada 6", yang langsung membagikan 6 kue yang ada dari dalam sachet yang dibawa oleh si jagoan... 

Inilah iklan yang Berkearifan Lokal, bahwa untuk memenangkan hati lawan, tidak harus dengan kekerasan.

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa

Perpustakaan Tanah Impian - KLIK⬇️

Perpustakaan Tanah Impian - KLIK⬇️
Jendela Pengetahuan
Back To Top