Catatan awal tahun 2021

Jakarta  (WWT) - Ronaldo hanya butuh waktu enam tahun kerja bersama Manchester United...., sebelum akhirnya memilih kerja bareng dengan Real Madrid.

Bukan masalah MU kalah hebat dibanding Madrid..., tetapi ini hanya masalah keputusan logis Ronaldo pribadi. 

Dia hanya melakukan sebuah keputusan profesional...., bagi perkembangan karir pribadinya.

Demikian juga Indonesia di jaman Jokowi...., bukan masalah Amerika lebih buruk dibanding China.

Namun arah perkembangan dunia tak mungkin berpihak kepada Indonesia...., bila terus menempel AS.

Dunia nemang sedang berubah.

Sama dengan Ronaldo...., Jokowi hanya berpikir secara logis dari pertimbangan profesionalnya semata. 

Bukan soal suka dan tidak suka.

Bahwa keberadaan Indonesia sangat-sangat dibutuhkan dan menguntung bagi AS..., maka wajar bila segala daya upaya akan dilakukan AS demi Indonesia tak hengkang.

Bila cara halus tak lagi membuahkan hasil..., maka cara kasarpun akan dilakukan. 

Ini sangat normal..., melihat bagaimana AS sangat diuntungkan sejak 1965. 

Ini juga sangat normal..., karena potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia di masa depan.

Ingat jaman Soekarno....? 

Soekarno dijatuhkan tahun 1965...., karena tak mau didikte. 

Soekarno tak berpihak ke Barat..., dan juga ke Timur. 

Non Blok adalah pilihan logis Soekarno...., demi masa depan Indonesia. 

Isu seolah Soekarno lebih berpihak kepada PKI dan dekat dengan China..., adalah cara Presiden pertama itu dijatuhkan. 

Barat tidak suka Soekarno..., dan pandangan politiknya. 

Sejak saat itu Orde Baru mendapat panggung...., dan sejak saat itu pula Indonesia tunduk dan patuh kepada AS.

Saat ini..., Indonesia adalah aset yang harus tetap dipertahankan.

Jokowi yang kemudian terpilih sebagai presiden hingga 2 periode ini...., dinilai membahayakan posisi AS. 

Tanda-tandanya sangat jelas....:

Freeport..., Blok Rokan..., Newmont di Nusa Tenggara...; semua milik AS kini diambil alih. 

Sama seperti Soekarno....; Jokowi harus dibuat jatuh bila tak ingin posisi AS di Indonesia terganggu.

Diciptakan isu..., bahwa China berada dibalik semua ini. 

Jokowi sedang tidak memilih akrab dengan AS...., atau ingin bermesra dengan China. 

Jokowi sedang berusaha keras membuat Indonesia menjadi lebih..., dan lebih lagi. 

Segala potensi dimiliki negara ini...; wilayah yang sangat luas..., posisi strategisnya..., kekayaan alam tak tertandingi..., hingga jumlah rakyat yang memungkinkan kita tinggal landas ada..., dan semua terpenuhi di sana.

Hanya pemimpin yang bodoh..., dan mau santai saja yang tak mampu melihat seluruh potensi tersebut. 

Jokowi datang...., sebagai presiden yang ingin merubah paradigma santai itu. 

Kerja..., kerja..., dan kerja...; jelas adalah slentingan keras bagi bangsa dan rakyat yang lama terlena dengan segala kelebihan alamnya. 

Terlalu lama kita santai dan berpuas diri dengan hasil alam yang dikelola asing..., dan merasa cukup hanya dengan menerima royalti yang mereka berikan.

Terlalu lama petinggi negara ini berebut kursi kekuasaan..., hanya demi keterlibatannya sebagai kasir atas kue royalti asing.

Demikianlah bertahun tahun sistem sudah berjalan dengan teratur....; dan tiba-tiba muncul pengacau yang sok bersih..., sok ga mau terlibat dalam bagi-bagi kue itu.

Bukan hanya itu saja...., bahkan pabrik kuenyapun kini diambil dan dikuasai..., sehingga rutinitas mengasyikkan itu tiba-tiba hilang. 

Pemilik dan kontributor...., menjadi terganggu dan marah.

Itulah sebab terjadi kekacauan...., dan itulah awal dari perlawanan mereka yang terusik.

Kekacauan marak...., demo digelar bak dagangan di pasar pinggir jalan tanpa ada hari libur. 

Pesan yang ingin disampaikan adalah....: mereka ingin masa indah itu kembali.

Tapi Jokowi bergeming..., dia tidak peduli dengan seluruh protes itu. 

Cukup adalah cukup..! 

itu tekad bulat Jokowi....; mundur berarti hancur...! 

Sungguh tak berlebihan bila ada pernyataan bahwa Tuhan begitu sayang pada Indonesia...., dan juga kepada Presiden.

Melalui sebuah bencana global yakni Covid-19..., alam menata ulang dunia. 

Ibarat sebuah lomba..., yang sudah berlangsung lama...., perlombaan itu untuk sesaat dihentikan. 

Semua diam..., dan untuk sesaat semua berhenti.

Pemilik pabrik kuepun berhenti marah. 

Mereka...., para kontributor menjadi bingung dan mulai frustasi.

Alam tak peduli dengan urusan itu. 

Sebentar lagi...., bel sebagai tanda start akan tetap dibunyikan. 

Siapa paling siap..., merekalah yang akan memimpin. 

Dimanakah posisi Indonesia....?

Bukti bahwa Indonesia benar disayang Tuhan seolah bukan basa basi...; lima tahun sebelum alam mengambil alih dunia dengan Covid-19 ini..., Jokowi sebagai presiden terpilih, telah bekerja seperti kesetanan. 

Seolah telah mendapat bisikan.., Presiden tahu hal utama apa yang harus dikerjakan demi masa sulit nanti.

Yaitu infrastruktur...! 

Dan benar..., itu menjadi andalan bagi start sempurna saat peluit dibunyikan.

Ibarat mobil..., Indonesia adalah Maserati. 

Bahwa China dan India adalah Ferrari..., itu tak akan mengurangi rasa percaya pasar terhadap kita. 

Kita memiliki mesin mobil yang setara  dengan China dan India..., mesin sekelas Ferrari. 

Kita siap melaju secepat yang diinginkan.

Itu bukan kita yang Ge-Er atau halusinasi..., itu adalah penilaian para pelaku pasar. 

Itu juga apa kata majalah The Economist Intellegence dari Inggris...., yang terang-terangan menyebut Indonesia..., China..., dan India adalah tiga negara yang bertahan di antara seluruh negara-negara yang tergabung dalam G20.

Bukti lain bahwa Indonesia dianggap lebih siap dibanding banyak negara lain...., adalah tanggapan positif pasar. 

Hal ini tercermin dari menguat dan stabilnya nya nilai rupiah. 

Ya..., seluruh dunia sedang menunggu peluit itu ditiup. 

Sama saperti Ronaldo memilih Madrid dan meninggalkan MU...., adalah 100% demi perkembangan karirnya...., dan bukan karena sebab dia lebih cinta yang mana. 

Indonesiapun demikian...., karena dunia akan dan sedang berubah. 

Tak ada yang abadi...., selain perubahan itu sendiri. 

Maka. ..., bukan tentang China yang kita pilih jadi partner kita dan AS kita tinggalkan.

Ini adalah tentang dimana dunia sedang berubah arah....; dan China adalah yang diprediksi akan menjadi juara dikemudian hari.

Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi..., sedang membuat arah ekonomi Indonesia baru. 

Arah yang juga dipilih oleh banyak negara lain di dunia...., dimana  di jalur itu juga ada China dan India.

Kita sudah mendapat keuntungan saat start..., karena hasil sempurna kerja lima tahun  Presiden.

Namun tanpa dukungan semua pihak..., tentu akan sia-sia. 

Ingat....; butuh 55 tahun bagi Indonesia  untuk mencari dan menemukan jalan itu. 

Kemana arah harus ditempuh...., sudah semakin jelas. 

Dana juga sudah kita miliki...., jadi tak ada lagi alasan gagal. 

Presiden yang baik ini adalah orang yang benar pada waktu yang tepat..., bagi awal kebangkitan Indonesia.

Selamat menyongsong masa depan yang cerah.... 

🙏😇💃

(Karto Bugel..., edited....)
Sumber : Sate Jawa 
Foto : Istimewa
Share:

Translate

Pola Pikir

Ada Penghianat Bangsa Dalam Pilpres 2024

Pahlawan Jalan Maju, Penghianat Jalan Mundur Jakarta ( Warta WA Terkini - No Gossip ) - Dari mulai isue Politik Dinasti hingga isue Penghi...

Arsip Blog