Adalah Mitos : Reaktor Nuklir itu, Murah, Aman, dan Bersih

Jakarta (WWT) - Catatan kecil mengenai Reaktor Nuklir Fisi oleh V. Christianto

Sepintas memang negara-negara yang memiliki reaktor nuklir fisi itu terkesan keren. Apalagi dibumbui mitos sementara kalangan bahwa energi nuklir fisi itu murah, aman dan bersih. Dalam artikel singkat ini, mari kita telaah dengan lebih teliti mengenai mitos tersebut. 

a. Mitos 1: Nuklir Fisi itu Murah

Memang kalangan yang pro nuklir fisi selalu membanggakan bahwa energi nuklir fisi itu murah.. 

Namun kajian yang saksama menunjukkan bahwa secara keekonomian, PLTN di manapun tidak layak secara komersial. 

"Since its inception more than 50 years ago, the U.S. nuclear power industry has been propped up by a generous array of government subsidies that have supported its development and operations.

Despite that support, the industry is still not economically viable, according to a report released by the Union of Concerned Scientists. The report, “Nuclear Power: Still Not Viable Without Subsidies,” found that more than 30 subsidies have supported every stage of the nuclear fuel cycle, from uranium mining to long-term waste storage."(1) 

Salah satu buktinya, coba tanya saja di mana ada negara yang memiliki PLTN yang dibangun dan dioperasikan secara swasta. Tidak ada, karena tidak ada investor yang waras mau menggunakan uangnya untuk PLTN.

Hitungan kasarnya, untuk PLTU 5000mw perlu biaya investasi 150 trilyun rupiah, sementara kalau membangun PLTN 5000mw perlu biaya sampai 500 trilyun rupiah. Dengan kata lain, lebih dari 3 x lipat dari PLTU. 

Sebuah studi menyatakan bahwa biaya pembangunan sebuah PLTN adalah sebesar: 63000 usd /kW. Jadi jika PLTN dibangun di Pulau Bangka, akan ketemu harga jual listrik sekitar 12c$/kwh, atau jika listrik dari PLTN bangka tersebut dikirim ke pulau Jawa, harga jual menjadi 15 c$/kwh. Ini tentunya lebih mahal karena ada biaya transmisi ke pulau Jawa. (Sebagai pembanding, PLTA biayanya sekitar 3-4 c$/kwh dan PLTD di kisaran 20-30 c$/kwh karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga solar.) 

Selain itu, boleh dicek adakah lembaga asuransi yang bersedia menjamin PLTN secara all-risk termasuk aspek risiko bencananya. Ada suatu hitungan bahwa premi untuk bencana PLTN itu sangat mahal, melebihi biaya pembangunan PLTN itu sendiri. 

Lalu mengapa dahulu negara negara maju membangun PLTN? 
Selain faktor perang Dingin dan promosi "atom for peace" dan juga motto "too cheap to meter, " namun kenyataannya adalah biaya lingkungan yang cukup besar yang kerap diabaikan. 

Tidak ada lembaga pro PLTN yang mau menyampaikan secara terbuka hitung-hitungan kelayakan ekonomi PLTN.

Negara-negara maju tersebut membangun reaktor nuklir fisi dengan pertimbangan: negara kaya secara finansial dan tidak memiliki sumber energi yang memadai. 

Lah negeri ini tidak kaya dan masih memiliki banyak sumber daya energi alam yang berlimpah, terus mau pinjam dengan utang LN untuk membangun PLTN. 

Ya mungkin itu akan menarik sebagai proyek pinjaman LN terutama bagi para pejabat yang bermental rent-seeking. 

Namun marilah kita belajar dari reaktor Bataan di Filipina, meski sudah selesai dibangun namun tidak pernah dioperasikan. 

"The original BNPP project is considered a primary example of “odious debt” on the basis that the loans for the project were the result of corruption, and were known to be so at the time by the relevant international financial institutions. The Philippines government concluded debt repayment in 2008."(3) 

Dan kabarnya, hingga hari ini reaktor fisi Bataan itu berkontribusi sebesar 30% dari utang LN Filipina. Mentalitas berutang dan berutang itu yang perlu dibenahi, agar jangan sampai negeri ini suatu kali masuk dalam  "debt trap."

b. Mitos 2: Nuklir Fisi itu Aman

Kebocoran bahan radioaktif di belasan PLTN mulai dari Three Miles Island, Chornobyl dll hingga yang terbaru Fukushima menunjukkan bahwa PLTN itu jika sampai bocor entah karena kesalahan manusia (human error) atau karena bencana alam, dampaknya sungguh luas dan sulit ditangani. 

Sampai saat ini Fukushima belum tuntas ditanggulangi, dan tiga pejabat eksekutif Tepco menghadapi tuntutan pengadilan. Dan kini dikabarkan bahwa Tepco sampai mengalami kebangkrutan gegara  bencana Fukushima. 

Memang ada saja kalangan yang kelewat   semangat dalam mempromosikan keamanan PLTN, sampai mengajukan usul bahwa Indonesia akan menggunakan reaktor jenis Gen-IV atau ThorCon (molten salt). Padahal jenis Gen -IV maupun ThorCon belum ada desain yang disetujui oleh IAEA, dan juga belum ada reaktor jenis Gen-IV atau ThorCon yang beroperasi di dunia. 

Ini kan sama saja dengan membuat Indonesia menjadi kelinci percobaan, bukan? 

Tambahan lagi, masih banyak mitos seputar ThorCon. (Lihat bagian akhir). 

c. Mitos 3: Nuklir Fisi itu Bersih

Negara-negara maju yang memiliki PLTN selama puluhan tahun dibuat kerepotan dalam menangani limbah radioaktif hasil buangan PLTN mereka. 

Pilihannya tidak banyak, antara menanam di kedalaman ratusan meter di dasar laut atau di gurun seperti Nevada. Atau mengirimnya menjadi sampah antariksa. 

Memang ada fisikawan terkemuka bernama Carlo Rubia yang menemukan mesin rubiatron guna mempercepat usia luruh partikel radioaktif limbah PLTN, namun hasilnya hanya bisa untuk beberapa partikel saja. 

Versi 1.0: 14 februari 2020, pk. 12:18
VC

Note:
* trimakasih kepada para sahabat yang telah membaca dan memberi saran perbaikan. 

Bacaan:
(1) https://nuclear-news.net/2014/02/23/nuclear-power-is-simply-not-economically-viable-and-never-has-been/
(2) https://www.getrealphilippines.com/2012/04/a-monument-to-pinoy-stupidity-the-bataan-nuclear-power-plant/
(3) https://nautilus.org/projects/by-name/aus-indo/aust-ind-nuclear1/ind-np-old/asean-nuclear-power/philippines/

Lampiran :

Miskonsepsi mengenai reaktor Thorium

 On this page:

Misconception #1: Development of Thorium-based molten salt reactors got canceled because they couldn't make bombs!

Misconception #2: Thorium reactors never need enrichment!

Misconception #3: Thorium reactors cannot make bombs!

Misconception #4: There's more Thorium than Uranium, and that is really important!

Misconception #5: Thorium reactors exclusively make waste that is safe in hundreds of years!

Misconception #6: Thorium reactors and Molten Salt Reactors are the same thing!

Source:
(1) Nick Touran. Url: https://whatisnuclear.com/thorium-myths.html

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Share:

Translate

Pola Pikir

Ada Penghianat Bangsa Dalam Pilpres 2024

Pahlawan Jalan Maju, Penghianat Jalan Mundur Jakarta ( Warta WA Terkini - No Gossip ) - Dari mulai isue Politik Dinasti hingga isue Penghi...

Arsip Blog