-->

Copyright 2021 © Tanah Impian All Right Reserved


"HEMAT CERDAS, HIDUP BERKUALITAS"

Anda Ingin Bahagia Bersama SSM - Part 1


Jakarta (Warta WA Terkini - No Gossip) - Sebagian besar manusia ingin Berkecukupan, tapi mereka lupa syarat utama untuk berkecukupan itu apa?

Karena banyaknya respon, maka kami teruskan di part 2 : Anda Ingin Bahagia Bersama SSM - Part 2

Berkecukupan itu sangat relatif untuk setiap orang, karena memiliki rumah kecil yang asri, sudah cukup bagi sebagian orang, namun tidak bagi sebagian orang yang lain.... Begitu seterusnya

Namun meskipun seseorang yang memiliki standar rumah kecil yang asri itu sudah cukup, tetap juga belum tentu mudah untuk mendapatkannya. Ia tetap perlu berusaha untuk mendapatkan rumah kecil tersebut.

Jadi jelas ya, sekecil apapun standar berkecukupan kamu, tetap kamu harus mengusahakan untuk mendapatkannya.

Kalau gitu apa hubungannya dengan judul di atas?

Hubungannya adalah, manusia bisa merasa bahagia jikalau ia sudah merasa berkecukupan, ya berkecupan, kalau bisa dalam segala hal.

Mulai dari pasangan yang pas atau cukup untuk menyayangi dan disayangi oleh diri kamu... Hingga finansial yang berkecukupan bagi diri kamu dan pasangan kamu, dlsb, dlsb....

Bagaimana cara untuk mencapai Kebahagian tersebut?

Fondasi utamanya ada di dalam Pola Pikir kita sendiri...

Pilihannya ada dua, Menjadi Diri Sendiri atau Mengikuti Gaya Hidup Masyarakat yang sedang Trend.

Kalau kamu memilih pilihan kedua, maka siap-siap untuk Krisis Eksistensi, karena kamu harus mengikuti trend, yang tak jarang memerlukan banyak biaya. Sementara jika kamu tidak menyanggupiya, maka terjadilah Krisis Eksistensi pada diri kamu sendiri.

Kalau kamu memilih pilihan pertama, yang perlu kamu persiapkan adalah mental yang kuat, agar tidak baperan saat kamu dibuli oleh orang-orang yang mengikuti trend pada saat itu.

Tidak baperan, bukan berarti kamu tidak boleh meninggalkan mereka yang kamu anggap toxic. Tinggalkan teman-teman kamu, yang kamu anggap toxic... Karena kamu harus mencintai diri kamu sendiri.

Sementara untuk pilihan pertama, jadilah diri sendiri, nikmati dan selalu syukuri apa yang sudah kamu capai saat ini. Jangan ikut-ikutan, dalam membeli apapun, lihatlah fungsi dan kebutuhannya, bukan gayanya.

Jika kamu sudah sanggup menjadi diri sendiri, maka "Gaya Hidup Hemat" bukanlah hal yang susah, bahkan akan banyak membawa manfaat di kemudian hari.

Yang pertama sekali, kita dapat menabung, dan yang lebih penting kita dapat mencapai  apa yang disebut dengan kesehatan mental, dengan lebih mudah, dalam melihat kenyatan hidup, sehingga kita tidak pernah terbebani, oleh pencapaian orang lain.

Bahkan lebih dari itu, kita pun ikut senang jika melihat orang lain senang.

Untuk mencapai itu semua, ada hal yang perlu kita persiapkan dalam diri kita. Inilah yang saya sebut dengan SSM (Self-Suggestion Management).

Jika kamu tertarik, maka saya akan tulis di Part 2

Artikel ini sudah pernah diunggah di Griya 1111 (Kaya Raya dengan Kekuatan LOA - Kaya Bahagia Hak Semua Orang)

Catatan :
Krisis eksistensi adalah, saat kamu merasa gelisah karena kamu berada di bawah standar lingkungan pergaulan kamu, atau kamu tidak ter-Validasi oleh lingkungan tersebut.


wartawaterkini - Warta WA TerkiniNo Gossip

IG : @wartawaterkini
Sumber : Sate Jawa - but no Gossip
Photo : Istimewa

Saat ini Kita Hidup di Alam Masa Pancaroba

Saat Hidup Harus Memilih
Jakarta (Warta WA Terkini - No Gossip) - Apa yang harus kita lakukan?

Merubah pola pikir lama, menjadi pola pikir manusia kekinian.

Pola pikir lama, salah tiganya;
  • Banyak anak banyak rejeki
  • Carilah Teman sebanyak-banyaknya
  • Gotong Royong
Ketiga pola pikir di atas, yang Pertama sudah ditinggalkan, karena mereka berfikir, saat ini, semakin banyak anak, menjadikan dirinya menciptakan beban yang berat pada perekonomian keluarganya, juga semakin repot dalam mendidik dan mengawasinya.

Kedua, dulu sampai ada pepatah "Teman Seribu Terlalu Sedikit, Musuh Satu Terlalu Banyak" - Untuk saat ini, Motto tersebut sebenarnya hanya pas untuk Lip Service orang-orang politik, untuk meraih dukungan.

Sekarang, semakin banyak teman, kita justru terjebak pada pergaulan yang semakin toxic. Begitulah pola pergaulan saat ini.

Ketiga, dulu jika kita lihat tetangga kesusahan, atau sedang membangun rumah misalnya. Kita datang dengan niat membantu secara Gotong Royong.

Sekarang, mereka datang bukan untuk ber-gotong royong, tetapi melihat peluang, untuk menawarkan jasa (meminta upah)

Dengan melihat ditinggalkannya ketiga pola pikir di atas tersebut, maka jelas benang merahnya adalah, saat ini kita hidup lebih individual.

Saat kita sedang hidup di persimpangan jalan, maka pertanyaannya, kita harus mengambil arah yang mana?

Karena gelombang besar sistem perekonomian kapitalisme tidak dapat dibendung lagi, satu² nya jalan kita harus berselancar... di dua nilai peradaban dunia.

Di rumah, atau di lingkungan keluarga kecil kita, kita tetap harus memegang teguh nilai² warisan leluhur kita. Yang sudah terbukti sehat lahir batin.

Sementara, di luar rumah, kita harus menjadi individu yang sehat. Dengan cara mencintai diri kita sendiri, agar kita tidak tertular menjadi pribadi yang toxic.

Logika di atas adalah pancingnya, ikannya Anda cari sendiri ya! (Kiki Saputra)


wartawaterkini - Warta WA Terkini - No Gossip

IG : @wartawaterkini
Sumber : Sate Jawa - but no Gossip
Photo : Istimewa

Tips Bahagia Bagi Pekerja Malam Seperti Aku - Part 3


Jakarta (Warta WA Terkini - No Gossip) - Banyak orang menempatkan kopi sebagai obat anti ngantuk, sehingga mereka tersugesti, dengan minum kopi mereka menjadi tidak ngantuk.

Tidak heran, jika para pekerja malam "Kecanduan Kopi" 

Jadi sudah menjadi seperti keharusan, bahwa kopi sebagai sarana untuk menjaga daya tahan tubuh dan mencegah rasa ngantuk, seseorang yang bekerja di malam hari akan lebih memilih kopi sebagai minumannya. 

Padahal banyak juga orang yang minum kopi, tetapi tetap saja mengantuk.

Jadi intinya adalah mindset, atau mengubah kebiasaan jam tidur saja. Hal ini memang tidak semua orang yang bisa dengan mudah menyesuaikannya.

Sehingga tidak heran, banyak pekerja malam yang marah dan emosi jika tidur siangnya terganggu.

Karena merasa sangat lelah setelah semalam bekerja, membuat Anda pasti akan marah dan emosi pada orang yang mengusik tidur Anda di siang hari. 

Disituasi inilah, kita harus meniru mindset tentara yang sedang dalam Medan Perang, yang kapanpun dimana pun, bisa tidur dan bangun.

Ingat!!! Hidup itu juga perjuangan, bagi orang-orang yang hidupnya berhasil.

Jadi tidaklah salah untuk merubah mindset demi keberhasilan diri kita, yang ujung-ujungnya meraih kebahagiaan.



wartawaterkini - Warta WA Terkini - No Gossip

IG : @wartawaterkini
Sumber : Sate Jawa - but no Gossip
Photo : Istimewa

Kalian Beruntung Jadi Mahasiswa Indonesia

Jakarta (WWT) - Sebagai masyarakat biasa, sebaiknya banyak membaca dan banyak berfikir, sehingga kita tahu mana yang benar....

*Mahasiswa* => "Polisi Indonesia  jahat, beraninya sama mahasiswa & rakyat !!!"

*Seorang Bapak* => "Emangnya kalian ngapain ???"

*Mahasiswa* =>"Kami hny demo teriak2 Jokowi turun, Jokowi pembohong, Jokowi bego, kok disemprot gas air mata ?!?!?!”

*Seorang Bapak* => “Selain teriak2 kalian ngapain lagi ???"

*Mahasiswa* => “Ya hny dorong2 pagar sampai roboh, lempar2 batu sdkt & bakar2 ban dijalan Pak...”

*Seorang Bapak* => “Selamat... kalian beruntung sekali !!!”

*Mahasiswa* => “Lho kok malah dibilang beruntung Pak ???”

*Seorang Bapak* => “Iya beruntung... kalau di’Arab Saudi sdh dihukum pancung, di’Turki sdh dipenjara & digebukin dulu, di’Thailand dipenjara seumur hidup, di’China ditembak mati, di’Amerika latin gak pulang & di’India kyk video dibawah ini !!!” 👇

*Mahasiswa* => “Haaccchhhh ?!?!?!”

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa

Kenapa Banyak Anak yang Menganiaya Orangtuanya?

Ilustrasi Anak Aniaya Orangtua
Jakarta, (WWT) - Dulu, ketika kita masih memaknai nilai-nilai leluhur dengan seksama, maka cerita "Anak Membunuh Orangtuanya" hanya dongeng untuk mengingatkan agar kaum para Orangtua tidak terlalu keras memperlakukan Anak"nya.

Tetapi kini, itu bukan dongeng lagi, karena sudah menjadi berita yang umum, karena orang sudah tidak lagi memaknai Kearifan Lokal sebagai nilai-nilai yang harus dan mutlak diikuti.

Orang tua mulai memakai nilai-nilai asing dari Barat (Sebutan Barat - untuk orang Eropa dan Amerika, dan arah Barat - untuk orang Timur Tengah).

Orang Eropa dan Amerika cenderung mengajarkan kita sebagai kaum yang individualistis, sehingga hak orang tua dan anak cenderung sama menurut porsinya, sehingga cenderung menggunakan @StandarTunggal, Saya Boleh - Kamu juga Boleh, atau sebaliknya, Kamu Boleh - Saya juga Boleh.

Lain halnya dengan orang Timur Tengah (Arab), yang cenderung mengajarkan "Kesalahan di luar Dirinya", jadi selalu benar adalah dirinya, sehingga cenderung menggunakan @StandarGanda, Saya Boleh - Tapi Kamu Tidak Boleh, atau sebaliknya, Kamu Tidak Boleh, Tapi Saya Boleh.

Dimana kaitannya dengan Anak Membunuh Orangtuanya???
Saat anak-anak masih kecil, mereka tidak sadar apa yang tertanam dalam pikirannya, yang ada hanyalah fisiknya yang lemah, sehingga mereka hanya menurut kepda Orangtuanya saja.

Saat mereka (Anak-anak) menjadi besar, mereka mulai menggunakan logika yang sama (Saya Boleh - Tapi Kamu Tidak Boleh, atau sebaliknya, Kamu Tidak Boleh, Tapi Saya Boleh)  dengan Orangtuanya , sehingga nilai-nilai @StandarGanda ini berbenturan antara Orangtua dan Anak-anak yang kini telah Dewasa. Benturan nilai-nilai inilah yang cepat atau lambat, akan menimbulkan dendam di bawah sadar pada Anak-anak yang kini sudah dewasa, dengan flashback pada kejadian-kejadian saat Anak-anak tersebut masih kecil.

Inilah nilai-nilai yang sedang berkembang di masyarakat pada saat ini. Ayo kita sadar kita punya Kearifan Lokal, yang membuat orang Bahagia (yang memiliki makna lengkap dari sebuah kehidupan yang positif)...

Adapun nilai "Kearifan Lokal" memiliki komitmen, "Perlakukanlah Orang Lain, seperti Kamu ingin Diperlakukan" (SSM)

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa

Perpustakaan Tanah Impian - KLIK⬇️

Perpustakaan Tanah Impian - KLIK⬇️
Jendela Pengetahuan
Back To Top