Tidak Semua Presiden Dapat Disebut Sebagai Negarawan

Jokowi yang Selalu Optimis Bela NKRI
Jakarta (Warta WA Terkini - No Gossip) - Karir tertinggi dalam dunia Pendidikan adalah Profesor. Dimana seorang Profesor akan diakui dan dihormati lintas negara, kemanapun mereka pergi.

Sementara Karir Tertinggi dalam dunia politik adalah predikat yang sangat prestisius, yakni "Politisi Negarawan", yang juga diakui dan dihormati lintas negara, dan bukan "Politisi Politikus", yang hanya memikirkan kepentingan sesaat dan sesat.

Contoh konkrit yang mudah adalah, dengan mengandai-andai jika Almarhum Kenedi, saat ini masih hidup dan tidak lagi menjadi Presiden, beliau akan terus dihormati kemana pun ia pergi, bahkan keluar Amerika sekalipun, misalkan ke Indonesia pasti ia tetap akan dielu-elukan, oleh orang² yang paham politik.

Juga Perdana Menteri Winston Churchill dari Inggris, dan pastinya Presiden Soekarno dari Indonesia.

Saya berani bicara seperti ini, karena, saat saya terakhir ke Eropa di tahun 2006 di Berlin tepatnya, saya sempat makan di resto kecil masakan Timur Tengah. Seketika itu ada yang menyapa saya, dan tanya asal saya, sesaat saya katakan dari Indonesia, seketika itupula ia mengatakan "oh I know Soekarno"... Kaget dan bangganya saya sebagai orang Indonesia.

Hal itu saya alami beberapa kali di beberapa negara, dan tidak satu kali pun ada yang mengatakan "oh I know Soeharto".

Untuk mungkin 10 atau 20 tahun kedepan, saya dapat membayangkan, mungkin saat anak saya keluar negeri, ia akan mengalami orang yang menyapa "oh I know Soekarno atau Jokowi", dapat dipastikan bukan yang lain, dalam jeda waktu antara Soekarno dan Jokowi.

Semoga ada lagi Presiden kita yang menjadi Negarawan, setelah pak Jokowi.


Dapat dipastikan, bagi Anda yang mengatakan bahwa, Jokowi adalah orang yang seperti kacang lupa kulitnya, atau penghianat, atau politik dinasti, maka Anda salah besar, berarti Anda tidak dapat melihat sepak terjang Jokowi, mempertahan NKRI dari sisi ATHG dan Bela Negara, yang lebih penting dari sekadar memikirkan harga dirinya untuk terhindar dari fitnahan.

Waktu yang akan membuktikan, seperti kata saya di atas, mungkin 10 atau 20 tahun lagi... Karena seorang Negarawan dibuktikan oleh waktu.

Dan sampai sekarang, belum pernah ada teman saya yang pulang dari luar negeri, yang disapa "oh I know Soeharto", padahal sudah lebih dari 20 tahun yang lalu masa pemerintahan Soeharto... paham???

Klunya adalah satu, seorang Negarawan harus memiliki prilaku atau attitude yang high class di dalam kehidupannya sehari-hari (kalau kata Ayah saya almarhum, kita berasal dari bangsa yang memiliki Budi Pekerti yang tinggi, maka Sopan Santun harus terus dijaga).

Dua, seorang Negarawan harus sangat jeli menghadapi prilaku ular-ular "Politisi Politikus", sehingga seorang Negarawan harus dapat berlaku sebagai "Pawang Ular" tanpa harus berprilaku seperti seekor Ular yang diperankan oleh para Politisi Politikus.

Tiga, seorang Negarawan harus menomorsatukan Bangsanya, bukan SARA-nya. Jadi tidak heran, seorang negarawan harus melewati banyak ujian.

Semisal saat Almarhum Soekarno, beliau mengalami perjalanan dari Penjara ke Penjara / Pengasingan.

Saat Jokowi, harus mengalami hinaan fitnahan dlsb.

Saat Almarhum Kenedi, beliau mengalami hal yang tragis.

Tolong direnungkan, saat mulai Soeharto hingga SBY berkuasa, apa yang kita lihat??? Periode tersebut, asset-asset negara jadi Bancakan.

Dan baru periode Jokowi, asset-asset negara satu persatu diambil kembali, dengan kerja cerdas pak Jokowi, beserta para Menteri dan mesin politik lainnya. (Erwin Wildan)


wartawaterkini - Warta WA TerkiniNo Gossip

IG : @wartawaterkini
Sumber : Sate Jawa - but no Gossip
Photo : Istimewa
Share:

Translate

Pola Pikir

Ada Penghianat Bangsa Dalam Pilpres 2024

Pahlawan Jalan Maju, Penghianat Jalan Mundur Jakarta ( Warta WA Terkini - No Gossip ) - Dari mulai isue Politik Dinasti hingga isue Penghi...

Arsip Blog