Ormas Radikal vs Perguruan Tinggi, Kebencian vs Pengetahuan, Adu Domba vs Cinta

Jakarta (WWT) - Aksi Kebangsaan Pimpinan Perguruan Tinggi se - Indonesia tanggal 25 - 26 September di Bali, membuat kelompok kelompok radikal dan orang-orang kuat yang jadi backing mereka seketika tersentak kaget.

Tidak ada yang menyangka 3.000 an pimpinan perguruan tinggi dari berbagai bidang ilmu sosial, kesehatan, teknik, kelautan, kehutanan, pertanian, ekonomi, pembangunan, hingga sekitar 400 lebih pimpinan perguruan tinggi Islam, bisa berembuk sehari semalam dan menghasilkan sikap bersama *Perguruan Tinggi se-Indonesia untuk melawan Radikalisme dan Intoleransi.*

Mengumpulkan ribuan orang bergelar Profesor, Doktor, Magister dari berbagai bidang Ilmu, berbagai perguruan tinggi mulai dari UGM, IPB, hingga perguruan tinggi agama dari UIN, IAIN, STAIN, STAI bertemu dan berembuk bersama dengan perguruan tinggi Budha, Hindu dan Kristen. Dari perguruan tinggi teknik hingga kebidanan, dari ekonomi hingga pelayaran, dari ilmu pasti hingga seni. Lengkap!! Luar biasa!! Mengumpulkannya saja tidak mudah, apalagi menyatukan sikap mereka. 

Hebatnya lagi, gagasan ini bukan lahir dari pemerintah tetapi diinisiasi oleh 155 Pimpinan Perguruan Tinggi yang menjadi Steering Committee [Panitia Pengarah],  yang kemudian menghadap Presiden RI pada tanggal 25 Agustus 2017 untuk mengundang Presiden Jokowi dapat hadir dalam Deklarasi.

Kubu penyebar kebencian, hoax, adu domba SARA tersentak kaget. Mereka terguncang, kaget bingung dan tidak menyangka bahwa kebencian yang mereka sebarkan bukannya berhasil memecah belah tetapi justru menyatukan, adu domba yang diharap bisa membuat orang saling membenci dalam prakteknya, justru membuat ribuan pimpinan perguruan tinggi berjalan bergandengan tangan. Bersatu. Bergotong royong.

Walaupun perguruan tinggi bukanlah korps tapi mereka punya solidaritas yang sangat kuat, punya jaringan dalam dan luar negeri, serta punya lebih dari 25 juta mahasiswa-intelektual. Sebuah kekuatan yang luar biasa dahsyatnya.

Sekarang situasi sudah head to head antara ormas-ormas radikal dan intoleran yang gemar konvoi motor sambil menyebar caci maki kebencian vs perguruan tinggi yang menjadi kawah candra di muka bagi ilmu pengetahuan dengan jutaan intelektual muda di dalamnya.

Kalau ditanya, di mana rakyat berpihak? Pasti rakyat akan memilih berpihak di perguruan tinggi yang di dalamnya ada ribuan ahli beragam ilmu, termasuk ahli-ahli ilmu agama, yang mempelajari masing-masing ilmu itu bukan cuma satu dua bulan, tapi puluhan tahun di dalam dan luar negeri, dengan ribuan buku dan pengalaman empirik yang menjadi referensi ilmunya.***

Salam Pancasila
Salam Kebajikan,

#lawanradikalisme
#lawanintoleransi
#lawankebencian
#untukNKRIyangAmanAdilMakmur

Bantu sebar luaskan pesan ini. Terima kasih.

Sumber : Sate Jawa | Foto : Istimewa

Anda telah membaca Rubrik Beradab / Tidak Beradab


Setelah membaca artikel di atas, menurut Anda, apakah itu beradab atau tidak beradab. Silahkan Anda nilai sendiri. (Red)
Share:

Pesan dari Pakaian

Bekasi, (WWT) - Kemarin malam Jokowi datang ke Bogor dan ikut nonton pemutaran Film G30S/ PKI. Lucunya, pada saat yang sama Panglima TNI yang menginstruksikan pemutaran Film itu bukan nya ikut nonton film tapi malah nonton Wayang di tempat lain 🤣🤣🤣 dan segera menyusul ke Bogor ketika tahu Jokowi justru nobar di Bogor.

Hal yang menarik kemarin selain peristiwa Panglima minta Rakyat nonton G30S /PKI tapi dia justru nonton wayang, adalah jaket merah yang di kenakan Jokowi saat nobar.

Dalam empat hari terakhir dua kali Jokowi kenakan jaket merah. Pertama saat Deklarasi Kebangsaan yang di ikuti 3.000 pimpinan perguruan tinggi dan kedua saat nonton bareng film G30 S PKI di Bogor kemarin.

Kenapa Jokowi nonton film dengan jaket yang sama dan merah? Ada tiga pesan yang kira kira ingin disampaikan oleh Jokowi.

Pertama, ia ingin mengingatkan perkataan Soekarno untuk tidak melupakan sejarah apalagi memanipulasi sejarah. Pesan yang tajam dan mengena, menegur Pelaku politik yang menggunakan sejarah untuk mencari dukungan dan memanas manasi situasi dan mewarisi kebencian pada generasi generasi baru. Jokowi menegur tidak dengan kata tapi dengan warna. Warna itu seperti mengingatkan kita pada pernyataan Jokowi yang meminta agar ada versi milenial untuk film G30S/PKI.

Ke dua, jaket itu akan membuat siapapun akan mengingat kembali jaket yg sama yang dikenakan oleh Jokowi di hadapan 3.000 pimpinan Perguruan Tinggi se Indonesia yang secara tegas dan bulat menyatakan menolak radikalisme dan intoleransi. Siapapun pelaku politik pasti ingat gegernya pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi di Bali 26 September kemarin. Jadi kalau itu jaket yang sama maka berarti Jokowi pakai jaket itu tanggal 26 September, cuci jaket tanggal 27 lalu kering dan di setrika tanggal 28 dan dipakai lagi tanggal 29 September.

Ketika Jokowi kenakan Jaket yg sama maka Jokowi ingin katakan bahwa sikap politik nya yang menolak Radikalisme di dukung penuh oleh Ribuan pimpinan Perguruan Tinggi yang total Mahasiswanya bisa mencapai 20 juta orang belum terhitung alumni alumninya.

Ke tiga, Jokowi sepertinya ingin mengingatkan agar tidak ada lagi pihak yang mengganggu PDI Perjuangan dengan isu isu murahan seperti PKI dll. Dengan Jaket itu Jokowi seolah ingin katakan bahwa dia adalah kader PDI Perjuangan. Jokowi seolah bicara dengan pakaiannya "saya PDI Perjuangan lho..."

Jokowi itu Jawa yang sering kali bicara tidak dengan mulut nya tapi dengan _body languange_, gestur tubuh termasuk pilihan pakaian seperti saat ia datang ke DPR bersama JK dengan pakaian adat Sulsel dan JK berpakaian adat Jawa. Kedatangan kedua pimpinan negara ke DPR dengan pakaian adat yang saling bertukar sepertinya ingin menyampaikan pesan persatuan bagi para anggota DPR yang jangan jangan ada juga yang terlibat memanas manasi suhu politik dengan isu SARA dalam satu tahun terakhir.

Pakaian dalam adat Jawa umumnya selalu punya cerita seperti Motif batik yang berbeda beda dan setiap motif juga punya cerita nya sendiri.

#Jokowicerdik
#PancasilaAntiIsuSara

Sumber : Sate Jawa | Foto : Istimewa
Share:

Meneropong PKI dan Orba

Ayo!!! Cerdas
Mulailah dengan belajar Sejarah

Ada pepatah dari Komunitas Sejarah Tanah Impian "Sejarah Tanpa Tahun adalah Dongeng"

Jika meninjau fakta kekinian, maka dapat dilihat, bahwa sekarang bukan saja tidak ada tahunnya, tapi tidak ada faktanya alias Hoax

Mencermati Meme di atas, maka terdiskripsikan, hal-hal yang masih jernih teringat oleh orang yang hidup menjelang remaja di tahun 60-an.

Sekarang banyak maling teriak maling.

Ada pula pertanyaan, apakah para koruptor alumni Orba terusik lahan bisnisnya oleh Pemerintahan sekarang, dengan mendorong atau membiayai radikalis.

Seperti modus pada saat Orba ingin berkuasa dengan cara" Machiavellian

Intinya kita harus terus waspada pada Komunisme, Kembalinya Pasukan Koruptor Orba, dan Radikalisme yang muncul saat ini, yang pada zaman Orba disebut dengan Ekstrim Kanan.

Sumber : Sate Jawa
Foto Ilustrasi : Sate Jawa
Share:

Kita Bukan Bangsa Pendendam! Oleh: Letjend (Purn.) Saurip Kadi

PIKIRAN Jernih seorang (Purn) Jendral AD yg pernah menjabat di Era ORBA ini, cukup buat kita utk kontemplasi ulang dlm merespon isu Politik yg sengaja di gulirkan, hanya sekedar utk menyalurkan Libido kekuasaan segelintir elit politik saja.

Kita Bukan Bangsa Pendendam!

Oleh: Letjend (Purn.) Saurip Kadi*

Kita sudah jauh melangkah berdemokrasi. Koq masih sibuk bahaya latent KGB (Komunis Gaya Baru?-red). Memang Undang-undang Dasar (UUD) hasil amandemen, belum menjabarkan nilai-nilai luhur Founding Father kita secara benar dan menyeluruh. Sehingga pengelolaan kekuasaan di era reformasi lebih parah dari jaman Orde Baru.

Dulu monopoli dan oligharkhi kekuasaan ada di tangan HMS (Haji Muhammad Soeharto ?-red). Tentara berubah jadi alat kekuasaan. Rakyat di belah-belah, yang berpolitik ikut partai Orde Baru dengan 3 nama yaitu PPP (Partai Persatuan Pembangunan)-Golkar (Golongan Karya)-PDI (Partai Demokrasi Indonesia). Yang tdk berpolitik diawasi oleh TNI (AD khususnya) dengan KOTER (Komando Teritorial) dan Intel TNI nya dengan (memberi-red) stempel EKKA (Ekstrim Kanan) -EKKI (Ekstrim Kiri)- EKLA (Ekstrim Lain), yang terdiri dari kaum intelektual yang kritis dan disuruh keluar negeri seperti Arief Budiman, George J Aditjondro dan lainnya.

Yang pasti Presiden Soeharto lengser dengan warisan yang sangat membebani generasi penerus. Hutang luar negeri begitu besar. Hutan sudah gundul. Lingkungan hidup yang sudah rusak, sumber daya alam dikuasai segelintir orang saja.

Di era reformasi monopoli dan oligharkhi kekuasaan, juga terjadi dan justru lebih parah, bukan oleh presiden tapi oleh pemegang kapital. Karena waktu itu kepemimpinan nasionnal lemah, maka dalam sistem yang semrawut muncul mafia dimana-mana.

Jujur kita harus berani bilang, aparat bisa dibeli oleh konglo hitam dengan jaringan mafianya. Idem juga hukum.

Presiden Joko Widodo saat ini sedang mensiasati agar dirinya tidak menjadi boneka. Dengan "diam", tapi tidak mau bergabung dengan mafia, kini antar mafia saling cakar dan menelanjangi diri. Setelah kasus papa minta saham, kini kasus reklamasi teluk Jakarta.

Lantas mengapa kita harus sibuk dengan bahaya laten KGB (Komunis Gaya Baru).

Bukankah yang harus jadi musuh bersama dan apalagi harus distempel BAHAYA LATENT semestinya terhadap pihak yang sudah merusak negara.

Mari jujur bertanya,-- perbuatan anak-anak PKI (Partai Komunis Indonesia) yang mana yang bisa kita jadikan alasan mereka dijadikan ancaman? Apakah keamburadulan, keterpurukan, dan hutang negeri yang begitu besar yang bikin mereka harus diwaspadai sampai ditakuti? Siapa yg merampok kekayaan negeri ini, apakah mereka anak-anak PKI atau orang lain?

Dosa apa yang mereka tanggung? Apalagi sebagai anak keluarga PKI saat Orde Baru mereka sudah didholimi negara, yang dilakukan oleh saya dan kawan-kawan di TNI.

Jangankan jadi anggota TNI atau POLRI dan PNS,--jadi buruh pabrik milik swasta saja mereka tidak bisa. Peluang yang paling mungkin adalah jadi tukang tambal ban, buruh harian dan maaf-maaf,--jadi pelacur bagi yang perempuan. Ini fakta bukan opini.

Saat mereka menjadi militan untuk survive, belakangan bisa jadi anggota DPR/D, DPD dan bahkan menteri. Lantas kita teriak awas bahaya laten KGB ! Sungguh lucu kalian semua kawan!

Lucu karena komunisme sudah rontok. Ideologi sudah tamat. Takut kok sama roh gentayangan komunisme dan PKI yang sudah lama terkubur. Mengapa ada pihak yang ketakutan secara berlebihan?

Semestinya segenap aparatur negara termasuk juga TNI dan Polri harus segera switching of mind set, tak peduli pangkat dan jabatan dirinya adalah ‘Pelayan’ alias jongos. Gaji yang mereka terima adalah uang pajak rakyat. Tempat kan Rakyat sebagai majikan.

Berlakulah sopan dan jangan kurang ajar terhadap majikan. Bagi TNI kembalilah ke khitoh. Rasakan denyut nadi rakyat. Karena legitimasi hanya lahir tergantung bagaiamana to win the heart of the people. Kenapa kalian harus ikut menyakiti hati rakyat, ikut gusur menggusur orang-orang tak bersalah. Mereka lahir dari keluarga miskin bukan karena pilihan. Mereka rakyat Indonesia. Jangan hinakan mereka.

Perubahan tata kelola dunia yang menimbulkan kerusakan alam dan kesenjangan sosial ternyata membawa malapetaka bagi peradaban manusia tak terkecuali bagi pemegang kapital papan atas di tingkat dunia.

Sepuluh Globarl Concern kalau saja disikapi dengan baik, niscaya membawa berkah bagi segenap anak bangsa tanpa kecuali. Maka sangat tepat kalau Presiden joko Widodo merespon upaya mengakhiri dendam masa lalu. Dengan rakyat bersatu, apa yang tidak bisa kita laksanakan. Semua kita punya. SDM lebih dari cukup.

Kerusakan sosial juga hanya di kota-kota besar saja. Saudara-saudara kita yang di daerah, sangat paham untuk tidak "memanen karena tidak ikut menanam". Mereka satu antara kata dan perbuatan. Mereka pekerja tangguh. Habis subuh mereka bergegas ke sawah atau ke laut. Bukan seperti sebagian elit kita yang sudah tidak bisa membedakan halal dan haram.

*Penulis adalah Asisten Teritorial Kepala Staff Angkatan Darat ABRI (2000 dan anggota DPR-RI-Fraksi ABRI (1995-1997)

Foto : Istimewa
Share:

TNI AU Ajak Masyarakat Untuk Tidak Ikutan Share Berita Hoax

Mabesau, Cilangkap (24/9).  TNI AU menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak, terkait mention admin Twiter TNI AU sehingga muncul berbagai interpretasi di masyarakat tentang  TNI AU.   Dalam cuitannya yang terkait pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, soal penyelundupan 5000 senjata, admin twiter TNI AU  tidak ada maksud untuk mengaitkannya dengan substansi pernyataan tersebut.  

Dari cuitan admin Twiter TNI AU, justru TNI AU bermaksud mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak serta merta ikut-ikutan men-share berita-berita yang masih belum jelas kebenarannya (hoax), baik kepada atau mengatas namakan perorangan maupun kelompok, selama data-data  dan fakta beum ada.

Sehubungan dengan beredarnya dugaan rekaman pernyataan Panglima TNI oleh radio Elshita,  TNI AU tidak menyanggah kebenaan isi pernyataan Panglima TNI, selama hal itu benar pernyataanya dan sudah mendapat ijin dari pihak-pihak yang punya otoritas mengeluarkan berita TNI, yaitu Puspen TNI.  Hal ini terkait dengan jalur komando organisasi TNI yang bersifat tegak lurus, sehingga masyarakat dihimbau untuk tidak menginterpretasikan lain atas cuitan admin Twiter TNI AU.

Terkait dengan ada kesan seolah-olah cuitan admin Twiter TNI AU menyanggah pernyataan Panglima TNI pada acara silaturahmi dengan para Purnawirawan TNI di Mabes TNI beberapa waktu lalu, itu tidak benar.  Karena diantara admin media sosial di lingkungan TNI/Polri, Kementerian dan Lembaga justru saling berkoordnasi dan bekerjasama memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat. Artinya admin TNI AU bersama dengan Admin institusi pemerintah  lainnya, ingin mengajak masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap berita yang belum dikeluarkan secara resmi oleh pihak-pihak yang berwenang di dalam institusinya.

Apabila pernyataan yang disampaikan Panglima TNI memang sudah seijin beliau, dan atau sudah release dari Puspen TNI, maka admin Twiter TNI AU tidak akan memberikan pernyataan seperti yang ada di Twiter,  tetapi pasti akan mendukung pernyataan Panglima TNI tersebut.  TNI tetap solid, tidak akan terpecah belah demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai.

Kadispenau
Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Share:

Serat Joyoboyo (Jongko Joyoboyo - Ramalan Joyoboyo)

Mbesuk yen wis ono kreto tanpa jaran..
Tanah Jowo kalungan wesi..
Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang..
Kali ilang kedhunge..
Pasar ilang kumandange..
Iku tondo yen tekane jaman Joyoboyo wis cedhak..

Bumi soyo suwe soyo mengkeret..
Sekilan bumi dipajeki..
Jaran doyan mangan sambel..
Wong wadon nganggo pakeyan lanang..
Wong lanang koyo wong wadon..
Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman..
Akeh janji ora ditetepi..
Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe..
Menungso podho seneng nyalah..
Ora ngendahake aturaning Gusti..

Barang jahat diangkat-angkat..
Barang suci dibenci..
Akeh menungso mung ngutamakke duwit..
Lali kamanungsan..
Lali kabecikan..
Lali sanak lali kadang..
Kepingine mung urip mukti..
Ngumbar nafsu angkoro murko..
Nggedekake duroko..

Wong bener thenger-thenger..
Wong salah malah bungah..
Wong apik malah ditampik..
Wong jahat munggah pangkat..
Wong agung kasinggung..
Wong olo kapujo-pujo..
Wong wadon ilang kawirangane..
Wong lanang ilang kaprawirane..
Akeh wong ngedol elmu..
Akeh wong ngaku-aku..
Njobone putih njerone dadu..
Ngakune suci, nanging sucine palsu..
Akeh bujuk akeh lojo..
Akeh udan salah mongso..
Akeh prawan nglairake anak..
Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapak'e..

Agomo akeh sing nantang..
Prikamanungsan soyo ilang..
Omah suci dibenci..
Omah olo soyo dipujo..
Anak mangan bapak..
Sedulur mangan sedulur..
Konco dadi mungsuh..
Guru  podho disatru..
Tonggo podho curigo..
Kono-kene soyo angkoro murko..

Mbesuk yen ono peperangan..
Teko soko wetan, kulon, kidul lan lor..
Akeh wong becik soyo sengsoro..
Wong jahat soyo seneng..
Wektu iku akeh dandang diunekake kuntul..
Wong salah dianggep bener..
Pengkhianat nikmat..
Durjono soyo sempurno..
Wong jahat munggah pangkat..
Wong lugu kebelenggu..
Wong mulyo dikunjoro..
Wong wadon nglamar wong lanang..
Wong lanang ngasorake drajate dhewe..
Sing kebat kliwat..
Sing telah sambat..
Sing gede kesasar..
Sing cilik kepleset..
Sing anggak ketunggak..
Sing wedi mati..
Sing nekat mbrekat..
Sing jerih ketindih..
Sing ngawur makmur..
Sing ngati-ati ngrintih..
Sing ngedan keduman..
Sing waras nggagas..

namung sakniki seng lagi digandrungi yoiku ..
Ing ngarso numpuk bondho..
Ing madyo mangan konco..
Tut wuri nggolek rai..

Pitutur Jowo asli iki ojo dilalekno yo lurrr..
Urip iki mung sedhelo..
Mulo, pitutur iki sebarno marang poro konco..
Ora karep ngguroni tapi mung ngelingno kareben tetep waspodo tansah eling marang dawuhe Ghusti Kang Moho Kuoso....

Sumber : Sate Jawa
Foto: Istimewa

Share:

Kita Buang PKI, PRRI/Permesta, DI/TII, dll - Sadarlah saat ini Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia

Janganlah mempermasalahkan Ribka Tjiptaning yang anak PKI jadi politisi PDIP karena toh kita tidak pernah mempermasalahkan bahwa Ratna Sarumpaet adalah anaknya Saladin Sarumpaet yang pemberontak PRRI/Permesta.

Kita juga tidak mempermasalahkan Prabowo Subianto, anak Soemitro Djojohadikusumo (sama-sama anggota kabinet di pemerintahan PRRI/Permesta dengan Saladin Sarumpaet), yang mendirikan Gerindra.

Selama ini khan kita juga oke aja dengan PKS bentukan Hilmi Aminuddin yang anaknya Danu Muhammad (mantan panglima DI/TII untuk wilayah Indramayu).

Yang penting ideologi separatis ala PKI/PRRI/DI itu sudah lenyap semua dari bumi.

🙏😇

Sumber : Sate Jawa

Share:

Nobar Film G30S PKI

Jakarta - Sebuah pesan berantai tentang surat edaran ajakan menyaksikan film sejarah 'G 30 S' beredar dari WhatsApp Group (WAG). Surat ditujukan kepada para kepala penerangan TNI Angkatan Darat dan ditembuskan ke Kepala Dinas Penerangan AD serta Kepala Subdinas Dispenad. 

"Menjelang 1 Okt 2017, sebagai pendahuluan di informasikan bahwa Seluruh jajaran TNI AD akan mendapatkan perintah mengajak masyarakat utk menyaksikan film sejarah G 30 S / PKI," begitu bunyi awal dalam pesan berantai, seperti diterima detikcom, Jumat (15/9/2017). 

Sehubungan dengan rencana tersebut, setiap kepala penerangan TNI AD diminta menyiapkan tempat untuk penayangan film 'G 30 S'. Mereka juga diminta menyiapkan sarana yang diperlukan, seperti televisi, layar proyektor, komputer/laptop, alat multimedia, meja-kursi, sound system, tikar, dan tenda. 

Dalam pesan berantai tersebut, personel Angkatan Darat diminta menyosialisasi rencana pemutaran film 'G 30 S' agar jumlah penonton bisa maksimal. Mereka juga diminta mengajak masyarakat sekitar menonton film tersebut. 

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Alfret Denny Tuejeh membenarkan isi pesan berantai tersebut memang dari instasinya. "Iya betul," kata dia saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (15/9). 

Menurut Alfret, setiap prajurit TNI harus memiliki kepekaan terkait kemungkinan bangkitnya paham komunis gaya baru. 

Sumber : Sate Jawa
Foto: Istimewa

Share:

BOROBUDUR (INDONESIA) DAN BUDDHA BAMIYAN (AFGHANISTAN)

"Dulu jaman Pak Harto gereja aman dan gak perlu dijaga Banser. Patung gak perlu ditutup kain putih. Teroris gak berani macam-macam. Termasuk juga Borobudur yang gak pernah didemo. Piye.., isih penak jaman Pak Harto toh cak?" tanya seorang teman sambil menikmati gurihnya rengginang.

Kaget juga mendengar pertanyaan "mak jleb" sekaligus hambar itu. Rengginang yang awalnya gurih, langsung terasa hambar. Sehambar pertanyaan dan pernyataannya itu. Akhirnya, melalui Saluran Internasional Langsung Ilmu Telepati (SILIT), sayapun mencoba "berdialog imajiner" dengan Samuel P Huntington (alm) si pencetus CoC (Clash of Civilization). Saya meyakini apa yang terjadi di Indonesia dan berbagai belahan bumi lain ada hubungannya dengan teori "Perbenturan Peradaban" ini.
Saya: S dan Huntington: H

S: Piye mbah? Isih penak mana jaman Pak Harto, apa jaman sekarang yang katanya ribut melulu?

H: Gini lho le.., 30 tahun kalian menjadi mitra strategis (baca:sapi perah) dari Amerika. Mulai dari Freeport hingga tambang minyak dan lain-lain yang seolah menjadi upeti buat mereka. Sebagai kompensasinya, negara kalian menjadi "stabil". Bahkan kemudian menjadi salah satu negara terkuat di Asia Tenggara, namun keropos didalamnya. Bagaimana tidak keropos? Lha SDA nya yang mengeruk mereka? Moneter kalian juga dalam kendali mereka.
Sampai kemudian pada tahun 1996 saya mencetuskan teori CoC. Teori inilah yang kemudian dijadikan rujukan atau landasan dari kebijakan geopolitik AS. Dimana salah satu poin dalam teori tersebut dinyatakan bahwa pasca berakhirnya perang dingin yang ditandai dengan runtuhnya komunis (Uni Soviet), maka kelak yang akan menjadi tandingan peradaban Barat adalah peradaban Asia dan Islam. Dan tesis ini sepertinya berdampak merubah perspektif dan perlakuan Barat terhadap Islam. Tak terkecuali terhadap Indonesia sebagai pemeluk Agama Islam terbesar di dunia.

S: Jelasnya piye mbah?

H: Jadi akhirnya Langley (markas CIA) membuat "formula" bagaimana caranya masyarakat dunia menjadi alergi terhadap Islam sebagaimana sebelumnya terhadap komunis. Dirancanglah Islam yang ngamukan, haus darah, pikiran sempit, mudah mengkafir-karirkan, membid'ah-bid'ahkan, bahkan bagaimana Islam itu dipersepsi (maaf) ngacengan. Intinya menjadi antitesa (berlawanan) dengan Islam Rahmatan lil 'Alamin yang cinta damai dan menghargai keberagaman.  Yang mana ndilalah Islam toleran ini banyak dianut muslim di negaramu serta berpotensi menjadi peradaban Islam yang maju. Yaitu Islam yang mampu bersinergi dengan perkembangan jaman.

S: Terus mbah?

H:  Di mulailah dari kelinci percobaan AS di Afghanistan. Mujahidin adalah kelompok pejuang yang didukung AS untuk melawan pendudukan Soviet. Justru setelah kemenangan Mujahidin, AS mendukung pemberontak dari kelompok muda Taliban (pelajar) yang memperjuangkan syariat Islam di Afghanistan. Tak segan mereka (Taliban) menthogut-thogutkan pemerintahan dan pendahulunya. Setelah perang saudara dan akhirnya mereka berhasil duduk di Pemerintahan, wajah Islam dibuat sedemikian menyeramkan dan menakutkan. Dengan dalil memurnikan Islam, budaya, akar sejarah dan keberagaman di Afghanistan mulai dihilangkan. Contohnya penghancuran patung Buddha terbesar didunia yang ada di Afghanistan. Yaitu Patung Buddha Bamiyan.
Setelah sukses dengan "proyek" Taliban, dilanjutkan dengan "proyek" ISIS yang mengklaim Islamnya lebih murni dan universal. Proyek ini sekaligus untuk memerangi Taliban yang mulai tak dapat dikendalikan "tuan"nya. Skenario-skenario ini berhasil menciptakan perang saudara sesama "Islam". Dengan begitu wajah Islam tampak  mengerikan dan penuh dengan kekerasan. Nah, model ISIS yang "universal" inilah yang kemudian bisa diadopsi dan diterapkan diberbagai belahan bumi. Karena doktrin mereka tidak mengenal batas negara dan hanya mengacu pada satu Khilafah Islamiyah. Ideologi ini juga bermetamorfosa menjadi bermacam-macam bentuk dan sayap organisasi radikal diberbagai negara.

S: Apakah termasuk di Indonesia mbah?

H: Cukup kalian rasakan saja. Apakah diantara kalian kini banyak muncul ustadz-ustadz muda yang mudah menthogutkan dan tidak menghargai para pendahulunya? Politik identitas, isu kafir, tudingan ahli bid'ah dan intoleransi semakin menguat? Jika ya, itu adalah salah satu gejalanya sebagaimana yang pernah terjadi di Afghan, Irak dan Suriah. Ditambah lagi kini negaramu mencoba mandiri dan melepaskan diri dari hegemoni AS. Pasti eskalasinya akan semakin tinggi. Jadi semua ini bukan karena "Penak Jaman Soeharto" le.. Melainkan karena kebijakan geopolitik yang dilandasi oleh teori "Perbenturan Peradaban". Konyolnya, disini para "kelinci percobaan" merasa berjuang atas nama Tuhan dan berjihad melawan komunis yang sudah "mati". Le..? Mau Indonesia jadi seperti Afghanistan?!

*FAZ*
#imajiner

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=437411233319410&id=100011516113440

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa

Share:

Jangan Minta Damai saat Ditilang

Jakarta (WWT) - Segala pelanggaran di jalan Raya baik berkendara motor / mobil, "JANGAN MINTA DAMAI DAN MEMBERI UANG, KARENA ITU BERARTI MENYUAP"

Jadi, walaupun Polisi menawarkan damai, TOLAK SAJA karena itu HANYA PANCINGAN / JEBAKAN.

Dan "Lebih baik minta di tilang, lalu nanti di urus di pengadilan"

Ini adalah Instruksi KAPOLRI kepada seluruh jajaran Polisi bahwa "Bagi POLISI yang bisa membuktikan ada warga yg menyuap Polisi, Polisi tersebut mendapatkan BONUS sebesar Rp. 10jt /1 warga dan Penyuap kena hukuman 10 tahun"


(Nah, lebih besar kan daripada uang damai yg hanya 50 ribu s/d 100 rb, Jelas aja akan ada oknum Polisi yang lebih pilih menjebak karena uangnya lebih besar).


INFORMASI INI PENTING HARAP
jangan MAIN-MAIN, karena Info tsb diatas banyak yg tidak tahu.


Waspadai bila sekarang ada oknum Polisi sedang mencari-cari KELEMAHAN / KELENGAHAN agar kita terpancing untuk menyuap mereka dan mereka mendapat Bonus besar.

Beberapa teman mengatakan bahwa di JKT / SBY sudah banyak yg kena jebakan ini, karena banyak orang yang tidak tahu instruksi baru dari Kapolri ini.

Sebarkan berita ini ke siapa saja yg anda kenal dan kasihi, agar tidak terkena jebakan seperti ini.

Waspadalah
Sumber : SaTe JaWa
Foto : Istimewa

Share:

BIAYA tilang terbaru di indonesia: Kapolri baru per-Juli 2017

Jakarta (WWT) - Mungkin Anda perlu tahu berapa daftar biaya tilang terbaru....

  ⛔⚠
1. Tidak ada STNK
Rp. 500,000
2. Tdk bawa SIM
Rp. 250,000
3. Tdk pakai Helm
Rp. 250,000
4. Penumpang tdk Helm
Rp. 250,000
5. Tdk pake sabuk
Rp. 250,000
6. Melanggar lampu lalin
    - Mobil Rp. 250,000
    - Motor Rp. 100.000
7. Tdk pasang isyarat mogok
Rp. 500,000
8. Pintu terbuka saat jalan
Rp. 250,000
9. Perlengkapan mobil
Rp. 250,000
10. Melanggar TNBK
Rp. 500,000
11. Menggunakan HP/SMS
Rp. 750,000
12. Tdk miliki spion, klakson
- Motor Rp. 250,000
- Mobil Rp. 250,000
13. Melanggar rambu lalin
Rp. 500,000.
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa          
Share:

JANGAN IMPOR KONFLIK ROHINGYA KE SINI!

Hari ini di beranda saya banyak berseliweran orang yang menuliskan status soal warga Rohingya, Myanmar. Sebagai ungkapan kemanusiaan tentu saja saya apresiasi. Di manapun tempatnya, kejahatan terhadap kemanusiaan wajib kita lawan. Kita juga wajib membela korban.

Hanya saja ada banyak orang salah fokus ketika mereka menganggap tragedi Rohingya adalah penindasan pada warga muslim oleh penganut Budha. Yang salah fokus tentu saja orang yang biasanya malas membaca. Biasanya diiringi dengan mabuk agama. Mereka lebih dulu ngotot dan gila jihad ketimbang mendalami persoalan.

Tapi saya rasa, ada juga kelompok yang sengaja memelesetkan lensa-nya agar isu yang terbangun bahwa tragedi Rohingya adalah konflik agama. Lalu berusaha mengimpor kebencian itu kesini dengan berteriak-teriak memusuhi pemeluk Budha di Indonesia.

Saya melihat kasus Rohingya adalah kasus lokal dengan segala latar belakangnya. Jadi jika ada yang mengatakan umat Budha menindas umat Islam adalah generalisasi yang ngaco. Yang ada adalah sebagian warga Myanmar menindas warga Myanmar lainnya di Rohingya. Gak perlu bawa-bawa agama.

Pertanyaannya, kenapa penindasan itu terjadi? Kenapa pemerintah Myanmar seolah mendiamkan atau bahkan mendukung penindasan dan pengusiran itu? Kita bisa melacak dari berbagai dimensi. Dari dimensi ekonomi, misalnya, di tenggarai wilayah yang didiami warga Rohingya itu kaya dengan sumber daya alam khususnya gas dan minyak bumi.

Etnis Rohingya berdiam di wilayah Rakhine dan Arakan. Nah, di sekitar semenanjung Rakhine dilaporkan memiliki kekayaan 7 ribu triliun kaki kubik gas dan cadangan 1,4 milyar barel minyak bumi. Sedangkan di daratan Arakan memiliki kekayaan mencapai 1700 triliun kaki kubik gas dan 1,6 milyar barel minyak bumi. Tentu saja ini kekayaan yang bikin ngiler perusahaan minyak dunia.

Ada banyak perusahaan minyak raksasa yang kini mulai menancapkan kukunya di sana. Sebut saja Daewoo (Korea), Petronas (Malaysia), Shell (Belanda), Total (Perancis), Chevron (AS), CNC (China), ONGC (India), Woodside Petroleum (Australia), BuneiEnergy (Brunei), PTTEP (Thailand), MOECO (Jepang), Ophir Energy (Inggris) dan juga perusahaan lokal Myanmar seperti Royal Marine Enginering, Paramy Energy atau Myanmar Petroleum Resources. Perusahaan-perusahaan berebut menguras kekayaan dari lahan yang didiami warga Rohingya.

Seperti biasa. Agar mudah mengeksplorasi perut bumi warga yang tinggal di atas hamparan kekayaan alam itu harus diusir dulu dari tanahnya. Hal yang sama terjadi di banyak belahan bumi lain, negeri-negeri yang kaya sumber daya alam memang sering terkena kutukan konflik. Banyak konflik di Timur Tengah juga ditenggarai karena perebutan sumber-sumber minyak.

Untuk menyuburkan keberingasan digunakanlah agama dan ras sebagai bahan bakar konfliknya. Semangat itulah yang dibakar oleh korporasi besar dan didukung elit pemerintahan Myanmar untuk membersihkan Rakhine dan Arakan. Sebetulnya bukan karena faktor agama, tapi ujung-ujungnya karena faktor minyak dan gas. Ujung-ujungnya duit!

Bukan hanya warga Budha yang dikompori. Warga muslim Rohingya juga sebelumnya dikompori agar berkonflik. Ada kelompok garis keras mendirikan The Arakan Salvation Army (ARSA) yang dimpimpin oleh Ata Ulla. Menurut beberapa pengamat gerakan ini disokong Saudi Arabia dengan pasokan senjata dari Taliban.

Jadi selain banyak negara di atas yang hadir di Myanmar dengan korporasi minyaknya ada raksana lain yang berusaha cari pengaruh disana. Saudi memang selalu begitu. Mereka sering menunggangi agama untuk merampok kekayaan alam sebuah bangsa. Caranya dengan membiayai orang-orang bodoh untuk berbuat kerusakan di negerinya sendiri. Kasus Suriah dan Yaman adalah salah satu contohnya.

Yang menderita adalah warga Rohingya. Mereka hidup di atas bumi kaya minyak justru nasibnya seperti terkena kutukan. Seluruh dunia datang dengan kelicikannya untuk menjarah sumberdaya alam disana.

Tapi yang paling menyebalkan adalah orang Indonesia yang ikut menyebarkan kebencian agama dengan menunggangi kasus Rohingya. Mereka seolah ingin terlihat keren membela saudaranya sesama muslim, tapi malah menghardik umat Budha disini. Kedunguan mereka karena berusaha mengimpor konflik di Myanmar masuk ke Indonesia.

Sekali lagi, di Myanmar yang terjadi adalah kejahatan terhadap kemanusiaan untuk tujuan ekonomi. Bukan masalah agama!

Kewajiban kita adalah menentang seluruh kejahatan pada kemanusiaan. Kita wajib berpihak pada korban. Kita berdiri bersama warga Rohingya yang menderita akibat tangan-tangan jahat korporasi, negara, militer dan sebagain rakyat Myanmar lainnya. Sebagaimana juga kita berdiri bersama rakyat Yaman yang menderita akibat penjajahan Saudi Arabia.

www.ekokuntadhi.com

Sumbsr: Sate Jawa
Foto: Istimewa

Share:

Wine dari Indonesia Menjadi "Wine Kelas Dunia"

Dear sahabats,

Bayangkan bahwa BBC mengumumkan bahwa "batik Indonesia adalah seni Design baju terindah di dunia". Bayangkan bahwa National geographic menyatakan bahwa Tari Kecak adalah tari2an nomor 1 terbaik di dunia.
Bagaimana perasaan anda? Pasti bangga ya. Memang itu belum terjadi tapi rendang dan sate kita sudah dinyatakan sebagai makanan terenak di dunia menurut survei CNN.
Yang belum diumumkan oleh CNN adalah bahwa Indonesia masih punya produk lain yang sudah memenangkan 26 award di dunia internasional. Salah satunya  adalah silver Award bulan February tahun ini hasil  dari bersaing melawan 12.000 merk wine lain saat ditest di Wina,  Austria. Nama wine Indonesia ini adalah: Sababay.  

Museum wine Perancis di Bourdeaux sudah memasang wine sababay ini sebagai salah satu pameran di museum wine dunia itu.  Mereka bahkan sudah  mengimport wine Sababay kesana karena enaknya.

Bulan lalu, awal agustus 2017, Menpar menunjuk Sababay sbg salah satu partner co-branding bagi brand Wonderful Indonesia.  Syaratnya lumayan berat  sehingga saat ini dari ribuan brand, hanya 28 brand nasional yang ditunjuk.

Itu usaha pemerintah agar wine kita terus terjual dan lebih banyak Petani bisa dibantu.

Dear sahabats,
Di seluruh dunia, petaninya dilindungi pemerintah. Please cek deh.

Petani Indonesia sudah menghasilkan produk kelas dunia,  yang belum dapat mereka hasilkan adalah hidup yang layak.
Jangan kaget,  tanya saja langsung ke petaninya.
Rumah masih bocor,  anak masih tanpa sepatu, lantai rumah masih tanah liat.

Sababay saat ini sudah membantu sekitar 200 petani tapi masih ada 600 lagi petani anggur yang belum bisa ditampung karena penjualan Sababay belum sebesar itu.

Sahabats,  kita juga bisa membantu petani secara langsung. 

Caranya mudah sekali: pindah ke minuman produksi petani seperti Sababay.  Tiap kali kita minum wine Import,  kita membantu petani negara sahabat.  Memang tidak apa, tapi petani kita sendiri masih sangat butuh kita.

Turis dan expat sudah beli Sababay untuk diminum di rumah,  di apartemen dan di kamar mereka. Mengapa? Karena mutu kita sudah kelas dunia dan karena harganya hanya 10% wine import.

Negara mereka sudah minum wine ribuan tahun.  Kini penduduknya memilih Sababay, pakarnya memenangkan Sababay dan expatnya membawa Sababay pulang ke negaranya. Kita bisa meniru mereka kan?

Sahabats,  bila anda setuju membantu petani anggur bersediakah anda menyebarkan tulisan ini pada teman, sahabat, kenalan dan keluarga anda?

Thanx banyak bangets 🙏

#We-INdonesia

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa

Share:

BANGLADESH TAWARKAN BANTUAN HABISI PEMBERONTAK ROHINGNYA

Jakarta (WWT) - Miris sekali baca berita ini sesama rumpun dan agama ditolak oleh Bangladesh....

BANGLADESH TAWARKAN BANTUAN HABISI PEMBERONTAK ROHINGNYA.

Bangladesh adalah negara Muslim yg berbatasan langsung dgn Myanmar dibagian barat. Namun baca, Bangladesh justru menawarkan bantuan kerja sama dgn militer Myanmar untuk memburu para pemberontak Rohingnya.

Apa yg anda bisa pahami dari berita ini? Mengapa Bangladesh yg negara Muslim itu justru menawarkan bantuan untuk memburu pemberontak Muslim?

Ketahuilah, terdapat persoalan pelik disana diluar pengetahuan banyak orang, namun media2 bahlul disini menggiring opini ke hal yg berbeda, seakan-akan yg terjadi adalah konflik antar agama.

Anda ingin memahami kasus Rohingnya? Pahamilah kasus TNI vs OPM atau TNI vs GAM di masa lalu, kau akan tau jawabannya. Sama persis tentu tidak, setidaknya kau menghapus gambaran ngawur tentang konflik berdasarkan agama yg dilukiskan media2 bahlul.

https://m.cnnindonesia.com/internasional/20170829123347-106-238061/bangladesh-tawarkan-bantuan-militer-untuk-lawan-rohingya/?utm_source=facebook

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa



Share:

SEJARAH KONFLIK ETNIS DI RAKHINE

Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Arakan dari Rakhine (atau Rohang dalam bahasa Rohingya) di Myanmar. Rohingya adalah etno-linguistik yang berhubungan dengan bahasa tersendiri, bahasa Rohingya (Ruáingga) adalah sebuah bahasa yang diucapkan etnis Rohingya di Arakan di Myanmar, bahasa ini adalah turunan dari bahasa Chittagonia yang digunakan di kawasan Chittagong di Bangladesh, sehingga mereka berbeda dengan mayoritas rakyat Myanmar(Burma yang Sino-Tibet). 

*SEJARAH ROHINGYA DI MYANMAR :*
Sejarah mencatat, komunitas Muslim telah mendiami wilayah Arakan nama kuno Rakhine sejak masa pemerintahan seorang raja Buddhis bernama *_Narameikhla atau Min Saw Mun_* (1430–1434) di kerajaan Mrauk U.
Kembali dari pengasingan selama 24 tahun di kesultanan Bengal, Narameikhla naik tahta di Arakan(saat ini Rakhine), dan dengan bantuan dari Sultan Bengal saat itu. Kemudian ia membawa serta orang-orang Bengali untuk tinggal di Arakan dan membantu menghidupkan pemerintahannya, merekalah cikal bakal suku Rohingya di Myanmar saat ini.

Kerajaan Mrauk U berstatus sebagai kerajaan bawahan dari kesultanan Bengal sehingga Raja Narameikhla menggunakan gelar dalam bahasa Arab termasuk dalam nama-nama pejabat istananya dan memakai koin Bengali yang bertuliskan aksara Arab Persia.

*KONFLIK PERTAMA :*
Kerukunan dan keharmonisan ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1785 kerajaan Burma dari selatan menyerbu dan menguasai Arakan, mereka mengusir dan mengeksekusi orang-orang Muslim Arakan. *_Pada tahun 1799 sebanyak 35.000 orang Arakan mengungsi ke wilayah Chittagong di Bengal yang saat itu dikuasai Inggris untuk mencari perlindungan._*

Para pengungsi pertama Arakan tersebut menyebut diri mereka sebagai Rooinga (orang asli Arakan), yang kemudian dieja menjadi Rohingya saat ini.

Dilain pihak, pemerintah kerajaan Burma saat itu juga memindahkan sejumlah besar penduduk Arakan ke daerah Burma tengah sehingga membuat populasi suku Rohingya wilayah Arakan sangat sedikit ketika Inggris menguasainya.

Pada tahun 1826 wilayah Arakan diduduki oleh pemerintah kolonial Inggris setelah perang Inggris-Burma I (1824-1826). Pemerintah Inggris menerapkan kebijakan memindahkan orang-orang Rohingya yang sebelumnya mengungsi dan orang-orang Bengali asli dari Chittagong, ke wilayah Arakan karena pada saat itu Inggris menguasai India, Bangladesh, serta juga Burma(saat ini bernama Myanmar).
Seiring waktu jumlah populasi para pendatang lebih banyak daripada penduduk asli sehingga tak jarang menimbulkan ketegangan etnis.

*KONFLIK KEDUA :*
Pada tahun 1939 konflik di Arakan memuncak sehingga pemerintah Inggris membentuk komisi khusus yang menyelidiki masalah imigrasi di Arakan, namun sebelum komisi tersebut dapat merealisasikan hasil kerjanya, Inggris harus angkat kaki dari Arakan pada akhir Perang Dunia II. Pada masa Perang Dunia II Jepang menyerang Burma dan mengusir Inggris dari Arakan yang kemudian dikenal sebagai Rakhine. Pada masa kekosongan kekuasaan saat itu, kekerasan antara kedua kelompok suku Rakhine yang beragama Buddha dan suku Rohingya yang beragama Islam semakin meningkat, ditambah lagi, orang-orang Rohingya dipersenjatai oleh Inggris guna membantu mereka  mempertahankan wilayah Arakan dari pendudukan Jepang.
Hal ini akhirnya diketahui oleh pemerintah Jepang yang kemudian melakukan penyiksaan, pembunuhan dan pemerkosaan terhadap orang-orang Rohingya.

Pada tahun 1940-an orang-orang Rohingya berusaha menjalin kerjasama dengan Pakistan di bawah Mohammad Ali Jinnah untuk membebaskan wilayahnya dari Burma, tetapi ditolak oleh pemimpin Pakistan tersebut karena tidak mau mencampuri urusan internal negeri Burma. Pada tahun 1947 orang-orang Rohingya membentuk Partai Mujahid yang merupakan kelompok jihad untuk mendirikan negara Muslim yang merdeka di Arakan utara. Mereka menggunakan istilah Rohingya sebagai identitas politik mereka dan menyatakan diri sebagai penduduk asli Arakan.
Setelah Burma merdeka pada tahun 1948 dan orang-orang Rohingya semakin gencar melancarkan gerakan perlawanan untuk memisahkan diri dari Burma.

Setelah kudeta tahun 1962 dimana Jenderal Ne Win dan mengambil alih pemerintahan Myanmar. Ia melakukan tekanan lewat operasi militer yang dilancarkan pada tahun 1978, operasi tersebut terkenal dengan nama *"Operasi Raja Naga"* menyebabkan lebih dari *_200.000 orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh akibat kekerasan, pembunuhan dan pemerkosaan besar-besaran._*

Lewat mediasi PBB atas protes pemerintah Bangladesh, akhirnya pemerintah Myanmar menyetujui untuk menerima para imigran Rohingya untuk kembali ke Rakhine.

*KONFLIK KETIGA :*
Tahun 1982 pemerintah Bangladesh menyatakan bahwa Rohingya bukan warga negara Bangladesh lewat amandemen kependudukan Bangladesh, disamping itu sejak tahun 1990 sampai saat ini, pemerintah junta militer Myanmar menerapkan politik diskriminasi terhadap suku-suku Rohingya.

Suku Rohingya sejak saat itu mengalami kekerasan dan diskriminasi oleh pemerintah seperti bekerja tanpa gaji dalam proyek-proyek pemerintah, dan pelanggaran HAM lainnya.

*Ditahun 2012 pecahlah kerusuhan rasial antara suku Rakhine dan Rohingya yang dipicu oleh pemerkosaan dan pembunuhan seorang gadis Rakhine oleh para pemuda Rohingya yang disusul pembunuhan sepuluh orang pemuda Muslim dalam sebuah bus oleh orang-orang Rakhine.*

Menurut laporan pemerintah Myanmar, kekerasan tersebut telah menyebabkan, *_78 orang tewas, 87 orang luka-luka, dan lebih dari 140.000 orang terlantar dari kedua belah pihak baik suku Rakhine maupun Rohingya._*

Pemerintah menerapkan jam malam dan keadaan darurat yang memungkinkan pihak militer bertindak di Rakhine.

Pada tahun 2014 pemerintah Myanmar melarang penggunaan istilah Rohingya dan mendaftarkan orang-orang Rohingya sebagai orang Bengali dalam sensus penduduk saat itu, kemudian pada bulan Maret 2015 yang lalu pemerintah Myanmar mencabut kartu identitas penduduk bagi orang-orang Rohingya yang menyebabkan mereka kehilangan kewarganegaraannya dan tidak mendapatkan hak-hak politiknya, hal ini menyebabkan orang-orang Rohingya akhirnya menempuh perjalanan sulit untuk mengungsi ke Indonesia, Malaysia serta Thailand.

*Novy Viky Akihary*
03/09/2017

Sumber : Sate Jawa
Foto : istimewa

Share:

Translate

Pola Pikir

Ada Penghianat Bangsa Dalam Pilpres 2024

Pahlawan Jalan Maju, Penghianat Jalan Mundur Jakarta ( Warta WA Terkini - No Gossip ) - Dari mulai isue Politik Dinasti hingga isue Penghi...

Arsip Blog