Arab Saudi Negri Dongeng

1. Negeri ini secara keseluruhan dikuasai oleh satu keluarga, dan segala yang ada di dalamnya terkait dengan keluarga itu. Jika anda memasuki negeri itu atau hidup di sana, maka anda akan temui segala sesuatunya berhubungan dengan keluarga ini. Adapun masyarakat adalah bagian dari kepemilikan mereka sampai pada tingkat nama negeri itu adalah nama keluarga.
Share:

Rencana Jadwal Kunjungan Raja Arab di Indonesia

RENCANA KUNJUNGAN RAJA ARAB H.M. KHADIMUL HARAMAN AL-SYARIFAIN KING SALMAN BIN ABDUL AZIZ AL-SAUD KE INDONESIA
Delegasi yang akan mendampingi Raja Arab H.M. Khadimul Haraman Al-Syarifain King Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud ke Indonesia sebanyak 50 (lima puluh) orang. 21 (dua puluh satu) pengawal pribadi serta 140 (seratus empat puluh) pengawal akan membawa senjata api sebanyak 31 (tiga puluh satu) pucuk.
Berikut tentative program kegiatan kunjungan Raja Arab H.M. Khadimul Haraman Al-Syarifain King Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud Ke Indonesia :
Tanggal 1 Maret 2017
1. Pukul 11.00 WIB, mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur dengan menggunakan pesawat pribadi dan disambut oleh Presiden RI Bpk. Ir. Joko Widodo;
2. Pukul 11.15 WIB, menuju Istana Bogor;
3. Pukul 11.45-12.00 WIB, tiba di Istana Bogor;
4. Pukul 12.05-12.10 WIB, Foto Session;
5. Pukul 12.15-12.35 WIB, Ceremonial Session;
6. Pukul 12.40-13.25 WIB, Bilateral Meeting;
7. Pukul 13.30-13.40 WIB, penanda tanganan kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Arab Saudi;
8. Pukul 13.45-13.55 WIB, Peresmian Pembukaan Bintang Republik Indonesia Adipurna oleh Presiden RI Bpk. Ir. Joko Widodo di hadapan Raja Arab H.M. Khadimul Haraman Al-Syarifain King Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud;
9. Pukul 14.00-15.15 WIB, Pidato Raja Arab H.M. Khadimul Haraman Al-Syarifain King Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud dan Presiden RI Bpk. Ir. Joko Widodo;
10. Pukul 15.20 WIB, meninggalkan Istana Bogor menuju Hotel Rafless Jakarta Selatan;
11. Pukul 16.05 WIB, tiba di Hotel Rafless Jakarta Selatan;
12. Pukul 19.00-20.00 WIB, Private Dinner.
Tanggal 2 Maret 2017
1. Pukul 11.00-11.30 WIB, rapat dengan Ketua DPR RI (Venue : TBC);
2. Pukul 11.45 WIB, tiba di Akomodasi Hotel Rafless Jakarta Selatan;
3. Pukul 12.00-12.30 WIB, Private Lunch;
4. Pukul 16.00-16.25 WIB, Pertemuan dengan Wakil Presiden RI Bpk. H.M. Jusuf Kalla (Venue : TBC);
5. Pukul 16.30-18.00 WIB, menghadiri Business Forum yang diselenggarakan oleh BKPM & Kadin bb(Venue : TBC);
6. Pukul 19.15-20.30 WIB, makan malam dengan komunitas Arab Saudi (Venue : TBC);
7. Pukul 20.35 WIB, Private Program di akomodasi Hotel Rafless Jakarta Selatan;
Tanggal 3 Maret 2017
1. Pukul 10.00-10.30 WIB, rapat dengan Menteri Agama RI (Venue : TBC);
2. Pukul 10.35-11.00 WIB, rapat dengan Ketua MUI (Venue : TBC);
3. Pukul 11.10 WIB, menu Masjid Istiqlal;
4. Pukul 11.15-11.55 WIB, berkeliling di Masjid Istiqlal;
5. Pukul 12.00 WIB, Sholat Jum’at di Masjid Istiqlal;
6. Pukul 13.00 WIB, kembali ke akomodasi Hotel Rafless Jakarta Selatan;
7. Private Programme;
Tanggal 4 Maret 2017
Raja Arab H.M. Khadimul Haraman Al-Syarifain King Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud beserta delegasi menuju Bali dengan menggunakan pesawat pribadi.
Share:

Riyiq itu Semangka

Jika muncul suatu hal dipermukaan yang berbau Islam Kafir, janganlah kita mempertanyakan:
Pakai jilbab ya?
Pakai kopiah ya?
Itu hanya, akan memFITNAH mereka
Pakailah pertanyaan / pernyataan yang lebih menYOLI-ME, seperti:
- Itu mirip DII/TII
- Orang  DII/TII ya?
- Riyiq itu DII/TII, sudah tahu belum?
- Ini gaya2nya DII/TII nih? Makar! Tidak Nasionalis!
Perhatikan yang muncul saat2 ini, mirip sekali DII/TII, Permesta, Ratu Adil, RMS, jadi jangan hanya menyalahkan PKI.
Ada indikator kaum2 berbalut Agama yang sedang makar sekarang ini persis seperti daftar pendahulunya (Baca Sejarah)
Kalau mau diangkat pemberontakan masa lalu, ya harus diangkat semua, dimana buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Nah, coba tonton courtesy youtube bagaimana DII/TII muncul dan pergerakannya, dimana mirip sekali seperti metode laskar2 yang sedang tampil saat ini, dengan tujuan yang sama
Jas Merah
Komunisme adalah paham radikal yang menentang Kolonialisme dan Kapitalisme, di Indonesia Komunisme menjadi besar dan tumbuh dari tangan2 kaum agamis... *PKI lahir dari rahim Syarekat Islam...*
Semangka = Kulitnya Hijau Dalamnya Merah
Share:

Agama Dibungkus Pake Uang

Jakarta (WWT) - Negara Arab Saudi adalah Negara MONARKI ABSOLUT, jadi sebahagian dari para Pemimpin Politik, Pemimpin Agama Sangat Menginginkan Bangsa / Rakyat Indonesia dibuat seperti itu !!!! 

Mereka bekerjasama dengan para Pengusaha/Kartel Binaan yang juga menginginkan supaya Potensi Sumber Daya Manusia Jangan Berkembang dan Meningkat Pesat di Indonesia!!!  

Sebab Rakyat yang MISKIN Mayoritas adalah BODOH, sebab MEREKA dipaksa Mengejar Mimpi Jadi Orang Kaya TAPI MEMBUTUHI Kehidupan Tiap Hari saja SEMAKIN SULIT, BAGAIMANA MAU MENINGKATKAN SDM !!! Sementara Ekonomi Bangsa ini DIKUASAI SELURUHNYA oleh 2 % para Konglomerat dan Penguasa PENJILAT !!!

Copas dari tetangga: Kedatangan Raja Salman ?

Moelis & Co  di tunjuk sebagai penasehat investasi untuk IPO Aramco.
 
Berita IPO ini mengejutkan dunia. Perjalanan kenegaraan Raja Salman ke Indonesia, Malaysia , Jepang dan China adalah dalam rangka IPO itu. Karena ini merupakan pelepasan saham terbesar di dunia dengan kapitalisasi ARAMCO di harapkan mencapai USD 2 trilion. 

Moelis & Co adalah perusahaan boutique investment yang didirikan oleh konglomerat Yahudi   Kenneth D. Moelis tahun 2007 dan kemudian memindahkan markas ASIA nya ke Beijing.

Sekarang apakah itu Aramco ? Ini adalah perusahaan minyak yang awalnya bernama Standard Oil Company of California (SOCAL) yang mendapat konsesi minyak di Timur tengah tahun 1930. 

Ketika awal beroperasi, Perang Dunia II pecah, dan Presiden Roosevelt  berusaha untuk menasionalisasi SOCAL namun digagalkan oleh Kongress karena lobby Yahudi. 

Kemudian  SOCAL melibatkan Texaco yang kemudian menjadi CALTEX . Untuk memperluas operasi bisnis minyak tersebut, bergabung lagi perusahaan Standard Oil of New Jersey ( Exxon) dan Standard Oil of New York ( Mobil). Aliansi ini disebut dengan Arab America Corporation (ARAMCO), yang kini tumbuh menjadi perusahaan minyak terbesar didunia. 

Semua perusahaan itu pendirinya adalah Yahudi, yang bermitra dengan BUMN Arab Saudi (Saudi Aramco).

Selama beroperasi Saudi ARAMCO menjadi perusahaan tertutup. Namun kini terbuka kepada publik untuk di lepas. 

Mengapa ? Karena minyak bukan lagi produk strategis sejak di temukannya energy alternatif. Sebagai solusi , diperlukan restrukturisasi bisnis atau bangkrut. 

Rencana bisnis kedepan adalah melakukan diverifikasi investasi, dengan sumber dana  melalui pelepasan saham ke publik. Sehingga porsi Business kelak tidak lagi 100% tergantung kepada minyak.

Lantas kemana arah Diversikasi investasi hasil IPO itu? 

Pertama adalah mendukung mitra strategis yang berhubungan dengan peningkatan kinerja perusahaan. Yaitu mendukung aliansi dengan pembeli terbesar (main buyer) yaitu Jepang, China, Indonesia, dan AS. 

Maklum bahwa ikatan dengan main buyer dalam jangka panjang akan menjaga stabilitas nilai saham Aramco di bursa. 

Kedua, mengalihkan investasi di bidang financial network untuk menjaga likuiditas Perusahan melakukan leverage. 

Dengan demikian maka Aramco akan terjamin pertumbuhannya, dan bisa terus memberikan Deviden untuk memenuhi APBN Saudi yang beberapa tahun belakangan ini defisit.

Mungkin dengan Jepang dan AS tidak ada masalah bagi Aramco untuk memperkuat aliansi jangka panjang. Tapi dengan China dan Indonesia agak sulit. 

Karana China sudah terikat aliansi dengan Iran dan Rusia. Sehingga agak sulit terjadi aliansi permanen. Kecuali case by case. 

Dengan Indonesia juga agak sulit karena Indonesia sudah lebih dulu berhubungan dengan Iran dan Rusia dalam proyek refinery dan trading. Tapi Arab Saudi nampak yakin bisa menarik Indonesia dan meng-eliminate Iran dan Rusia melalui kedekatannya dengan elite politik Islam di Indonesia. 

Sebagai langkah awal Saudi akan mempercepat penyelesaian pembangun kilang Cilacap yang IV dengan Pertamina dan membeli saham Petronas yang sedang terjepi. Dari ini digunakan sebegai pintu masuk pasar retail Indonesia. Ya karena Petronas sudah punya izin beroperasi di Indonesia.

Harapan Pemerintah Jokowi dengan rencana strategis Raja Arab men-divestasi Aramco adalah agar Indonesia bisa memainkan kartu dengan cantik, baik dalam bargain politik menjinakkan kelompok Islam radikal di Indonesia maupun mendapatkan term yang exciting dalam kemitraan investasi kepada Iran/ Rusia atau Arab. 

Siapapun yang menjadi mitra, dibalik  kekuatan modal tetap china, dengan moelis & Co sebagai proxy..

Kesimpulan : *it's all about money...not religion or heaven* 

Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Share:

Komunisme di Indonrsia Lahir dari Kaum Santri

*Apa yg kau tahu mengenai PFLP: Popular Front for the Liberation of Palestine.... ?*
Dalam bahasa arabnya: *Al-Jabhah al-Sha`biyyah li-Taḥrir Filasṭin ( ﺍﻟﺠﺒﻬﺔ ﺍﻟﺸﻌﺒﻴﺔ ﻟﺘﺤﺮﻳﺮ ﻓﻠﺴﻄﻴﻦ)*
Ini adalah organisasi pergerakan terbesar kedua di PLO setelah Fatah.. lahir tahun 1967 jauh sebelum HAMAS dibentuk... sampai saat ini PFLP
merupakan gerakan militan rakyat Palestina yg masih sering merepotkan Israel... media Indonesia jarang mengangkat mengenai keberadaan faksi ini... karena aliran faksi ini adalah *Komunisme [Marxisme-Leninisme]*
Silahkan search berita2nya dlm bahasa Inggris atau Arab...
Stop tipu2 saudara.. dan hentikan kebodohan diri... hanya di Indonesia yg mengidentikkan *komunisme dengan Atheisme...* hanya di Indonesia yg menyebut paham *komunisme adalah paham anti agama dan Tuhan...*
Komunisme adalah paham radikal yg menentang kolonialisme dan kapitalisme, di Indonesia komunisme besar dan tumbuh dari tangan2 kaum santri... *PKI lahir dari rahim Syarekat Islam...*
Ini situs resminya: http://pflp.ps/english/
Share:

Umat Islam Indonesia Bakal Gigit Jari

Tulisan menarik Dr. KH. Wahfiudin Sakam, M.A.

(Wakil Talqin Abah Anom, TQN Suryalaya). Sahabat Ust Saad,, 

Umat Islam Indonesia memang bakal gigit jari... terserah,y mau satu jari, dua jari, atau tiga jari...

Sy tdk percaya kedatangan Raja Salman krn memikirkan umat Islam Indonesia.

Dia datang lebih krn kepentingan negaranya sendiri, bahkan lebih sempit lagi, krn kepentingan *Dinasti Saud, demi diri dan keluarganya sendiri*. 

Tak ada itu *dana (solidaritas) Islam*.
Dia arahkan kebijakan luar negerinya ke Timur (India, Malaysia, Indonesia, Jepang, bahkan RRT) krn gerak invèstasinya di Barat semakin sulit.

Ekonomi USA belum sembuh dari kehancuran akibat krisis mortgage 2007, ditambah kebijakan Trump yg "America first", self protective, dan anti-Islam.

Eropa, dengan bbrp negara spt Yunani, Portugal, Spanyol terus mengalami krisis ekonomi; dan keluarnya Inggris dari UE, semakin memberi ketidak pastian masa depan untuk investasi.
RRT, INDIA, INDONESIA... tiga negara dgn pertumbuhan ekonomi yg terbaik (relatif dari semua negara di dunia), tiga negara berpenduduk terbesar yg siap menjadi market besar dunia, lebih menjanjikan untuk investasi uang Dinasti Saud.
Benarkah Raja Salman bawa uang 325T untuk menutup hutang RI kpd RRT? Hahaha... nonsense... omong kosong...
Duit gak kenal saudara pemiliknya (manusia)... duit gak akan keluar dari sarangnya kecuali hanya untuk membawa pulang temannya lagi (sesama duit).
Bagaimana Raja Salman mau nebar duit untuk umat Islam Indonesia, kalau uang kematian korban robohnya crane di Masjidil Haram yg dijanjikannya sendiri sudah bertahun-tahun belum bisa dia bayarkan. Belum lagi janji untuk menghajikan keluarga korban "tragedi Mina 2".
Bagaimana mau menebar uang untuk umat Islam, kalau Saudi sendiri sdg berusaha "memeras" umat Islam dunia dgn menaikkan harga visa Haji dan Umrah, menjadikan Haji dan Umrah sbg "komoditi eksklusif" dgn "market yg captive", padahal tebar pesona sebagai "Khadimul Haramain (pelayan dua Tanah Suci)".
Bagaimana Saudi mau membebaskan umat Islam Indonesia dari terkaman RRT, kalau RRT pemegang dana cadangan devisa terbesar di dunia (sekitar 3,5T US $), kontraktor pembangunan jaringan kereta api di Saudi, juga kontraktor dan investor besar pembangunan proyek2 infrastruktur di negara-negara Teluk Arab.
Harga minyak dunia sdg turun, Saudi tak mau menurunkan produksinya walau sdh ditekan OPEC, maka satu2nya cara meningkatkan harganya dgn meningkatkan penjualannya, dan potensi pembeli terbesarnya adalah RRT yg sdg haus enerji untuk pembangunan sektor industrinya.
Itu sebabnya setelah dari Indonesia Raja Salman akan ke RRT, untuk memperkuat kerjasama ekonomi dgn RRT. Dalam "The Clash of Civilizations" S Huntington juga meramalkan, benturan peradaban yang akan terjadi adalah antara Peradaban Barat dgn Peradaban Islam (Arab?) Yg bersatu dgn Perdaban Konfusianisme (Cina?).
Kapitalis Saudi tdk melihat umat Islam suatu negara sebagai saudara seagama. Apa yg telah dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" di Mesir, Libya,  Palestina, Suriah, Iraq, dan Yaman yg berada dalam lingkungan terdekatnya? Sepanjang tdk mendatangkan keuntungan ekonomi, tak ada tindakan berarti yg dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" itu.
Kedatangannya ke Indonesia, dengan siapa pertemuan-pertemuan pendahuluan dilakukan untuk mempersiapkannya? Apakah dgn MUI, NU, Muhammadiyah, atau Parpol-parpol Islam spt PKS, PAN, PPP, PKB? No, ini bukan kunjungan keagamaan... ini kunjungan bisnis Kapitalis Saudi yg sdg mencari saudaranya sesama kapitalis... Dan siapa kapitalis-kapitalis besar di Indonesia? Lihatlah para pangeran Saudi itu, dengan siapa pertemuan2 bisnis mrk sdh diagendakan, di saat sang Raja melakukan acara seremonial diplomasi kenegaraan? Pepatah tua mengatakan, orang kaya hanya bergaul dgn sesama orang kaya...
Saudi dan RRT adalah dua ,kekuatan Kapitalisme yg didukung oleh Kekuasaan Otoriter (diktator?) yg anti demokrasi. Apakah kunjungan Raja Salman akan memperkuat demokrasi di Indonesia? No, bagi investor RRT dan Saudi, yg mereka harapkan terjadi di Indonesia adalah *stabilitas politik* untuk mengamankan uang2 mereka di sini, tidak peduli apa agama penguasa di Indonesia, dan bagaimana kekuasaan itu diraih dan dikelola, yg penting mantap dan stabil.
Apakah kunjungan Raja Salman itu sama sekali tidak ada pengaruhnya bagi keIslaman di Indonesia? Pasti ada dong, walau serpihan-serpihan saja. Yg jelas kelompok dakwah Salafi Wahabi (SaWah) akan makin kebanjiran dana. Bukan SaWah yg radikal, tapi SaWah yg anti demokrasi, bahkan yg apolitis. Paling-paling hanya akan menambah keributan soal *syirik, bid'ah, dhalalah, kafir...* dan enerji dakwah hanya akan tersita di keributan soal itu, sebagaimana terjadi di Makkah dan Madinah, lalu umat Islam terlalaikan dari pergulatan yg sesungguhnya di pucuk-pucuk Kekuasaan dan Ekonomi negeri ini. Kapitalis Arab, Kapitalis China, keduanya sama saja, tetap kapitalis. Fokus utamanya cuma satu, uang.
Jalan menuju uang, yg harus dibangun oleh umat Islam Indonesia adalah: ENTREPRENEURSHIP !!!
Kalau jalan itu tak dikembangkan, silahkan jadi kuli dan jongos saja.
SELAMAT DATANG *KAPITALIS RRT* DAN *KAPITALIS SAUDI*.
Kemarin jadi kuli dan jongos Arab di Saudi, serta jadi kuli dan jongos China di Hongkong, sekarang bersiaplah jadi kuli dan jongos Saudi dan China di negeri sendiri, NKRI.
Uang bagaikan kawanan burung bangkai yg terbang berkelompok di angkasa, berputar-putar mencari mangsa. Di situ ada bangkai, di situlah mereka mendarat. Mereka tak kenal kewarhanegaraan, ras/etnis, maupun agama...
Setelah pelemahan ekonomi di Eropa, juga Amerika, terlebih dgn kebijakan Donald Trump yg self-protection dan anti-Islam, kemana para Kapitalis Saudi akan mengarahkan investasinya? Afrika yg dekat dgn Saudi, dari dulu tak pernah menjanjikan.
Dengan GDP terbesar *kedua di dunia*, dan Cadangan Devisa terbesar *nomor satu di dunia*, apalagi dengan tekanan jumlah penduduk yg terus mendesak menjadi 1,5 milyar orang, kemana Kapitalis RRT akan mengarahkan investasi luar negerinya?
India... paling banyak punya ahli IT dan Manajer.
Vietnam... paling kuat jaringan internetnya.
Malaysia... kuat entrepreneur-nya.
*Indonesia*... letak geopolitisnya strategis, penduduknya banyak (sbg konsumer/market yg kuat), sumber daya alamnya luas dan bervariasi, para pemimpinnya *mudah dibeli*, mental kuli dan jongos rakyatnya cocok untuk jadi bahan *tenaga kerja berbiaya murah*.
Ke Indonesia-lah, para Kapitalis Saudi dan Kapitalis RRT datang...
Memangnya Raja Salman datang ke Indonesia mau menyelesaikan *urusan Islam* dan *umat Islam* di Indonesia?
No... ini urusan investasi keluarga Saud, ya akhii...
Bagaimana Raja Salman mau mengurus Islam di Indonesia, kalau:
1. Raja Salman tak punya pengalaman mengurus umat sebanyak ini. Di Saudi cuma ada sekitar 22 juta muslim, di Indonesia 220 juta muslim.
2. Di Indonesia ada lebih banyak Perguruan Tinggi Agama Islam yg menghasilkan *Sarjana-sarjana ahli Ilmu Agama Islam* daripada di Saudi. Coba hitung, betapa banyak Indonesia punya pesantren, madrasah diniyah, ibtidaiyah hingga aliyah, UIN, IAIN, STAIN, STAI Swasta, Universitas Islam, kursus-kursus muballigh.
Saya tdk tahu, para sarjana S1 hingga S3 Ilmu Agama Islam yg dihasilkannya, malah membawa kemajuan bagi umat atau malah menjadi beban... karena kalau sdh sarjana, lalu jadi pegawai atau pengajar, gaji dan fasilitas yg ditunutunya pun semakin mahal... jadi muballigh pun tarifnya semakin tinggi... tapi *apa dampaknya bagi perkembangan dakwah*? Entahlah...
Yg jelas, kerja "semut-semut pekerja dakwah" dari *Jamaah Tabligh*, yg door to door menjemput orang ke jalan iman, lebih banyak "mengIslamkan" orang daripada apa yg dilakukan oleh para sajana Perguruan Tinggi Agama Islam, karena mereka lebih sibuk antri jadi PNS (sekarang ASN) di Kemenag dgn menenteng ijasah-ijasah mereka.
3. Di Indonesia lebih banyak organisasi dakwah dan harakah Islamiyah daripada di Arab Saudi, dengan variasi mazhab fiqih, firqah aqidah, dan aliran thariqah yg beragam, dengan corak yg fundamental, radikal, liberal, dan sinkretis, lengkap dgn garis keras, garis lurus, dan garis lucu... Gak akan sanggup Raja Salman memahami semua itu, apalagi memikirkan dan menyelesaikannya...
4. Di Indonesia banyak terdapat parpol-parpol Islam yg mengusung "politik demokrasi liberal", padahal itu yg paling ditakuti oleh Dinasti Saud. Kalau semangat demokrasi menular ke rakyat Arab Saudi, hancur itu kerajaan, dan anggota Dinasti Saud akan dibunuhi seperti Saddam Husein dan Moammar Khadafi... Maka Arab Springs berhenti di depan pintu Arab Saudi.
5. Di Indonesia ada Ahok dan Sembilan Naga, justeru orang-orang spt itu yg disukai para Kapitalis Saudi. Mrk pekerja keras, pebisnis ulung, pandai membuat perkongsian...
Industri pabrikasi, konstruksi dan perdagangan di Arab Saudi sangat maju karena bekerjasama dgn para pebisnis China. Di pasar Ternate (pelosok Utara Maluku) toko-toko Arab dan China berdampingan sejak lama, begitu juga di Ambon.
Di Surabaya, Malang, Gresik, Pekalongan (pusat industri batik), Bogor (Empang), Palembang, Makassar... pebisnis Arab dan pebisnis China, dgn gaya berkongsi masing-masing, mereka berdagang bersama-sama di pasar, membangun pabrik, klinik, apotik, toko kelontong... gak pernah mereka konflik...
Travel Haji/Umrah di Indonesia pun banyak dikelola bersama oleh pebisnis Arab/Saudi dgn China.
6. Raja Salman datang bukan untuk memberesi banjir Jakarta... justeru mrk sangat menyukai hujan lebat, krn capek hidup di gurun kering. Juga bukan untuk menyelesaikan macet Jakarta, krn orang Saudi tidak banyak tinggal di Jakarta, senangnya di kawasan Puncak, Batu/Malang, daerah yg sejuk-sejuk tapi banyak hidangan hangatnya...
6. Jadi untuk apa Raja Salman datang ke Indonesia? Untuk dagang, Bro... Untuk investasi, ya Akhii al-kiraam...
Pokoknya, kalau umat Islam Indonesia tidak punya *semangat kemandirian*, sibuk mengagungkan Turki dan Erdogan, sibuk berteriak soal Palestina dan Suriah, bergantung pada duit Kapitalis Saudi dan RRT... serta tidak membangun *ENTREPRENEURSHIP* yg kuat, maka bersiaplah:
Kemarin menjadi kuli dan jongos Arab di Saudi, menjadi kuli dan jongos China di Hongkong --- besok anak-cucu menjadi *kuli dan jongos Saudi dan China di NKRI...*
Silahkan terus teriak-teriak NKRI, Pancasila, Demokrasi dan Kebhinekaan... selama masih ada yg bayar untuk berteriak... para Kapitalis akan membayarimu terus, agar kamu tidak merecoki kerja dan investasi mereka...

Sumber : Sate Jawa
Foto ; Istimewa
Share:

Ternyata Negara Saudi Bukan Negara Islam

Salah satu kehebatan negara Saudi adalah keberhasilannya dalam menipu kaum Muslim, seakan-akan negaranya merupakan cerminan dari negara Islam yang menerapkan al-Quran dan Sunnah. 

Keluarga Kerajaan juga menampilkan diri mereka sebagai pelayan umat hanya karena di negeri mereka ada Makkah dan Madinah yang banyak dikunjungi oleh kaum Muslim dari penjuru dunia. 

Saudi juga terkesan banyak memberikan bantuan kepada kelompok Islam maupun negeri-negeri Islam untuk mencitrakan mereka sebagai pelayan umat dan penjaga dua masjid suci (Khadim al-Haramain). Akan tetapi, citra seperti ini semakin pudar mengingat sepak terjang keluarga Kerajaan selama ini, terutama persahabatannya dengan AS yang mengorbankan (nyawa, harta dan negara) kaum Muslim.

Orang-orang awam selama ini menjadi korban dari berita-berita penipuan yang sengaja disebarkan oleh para pemuja Kerajaan Arab Saudi. Kaum Muslimin lupa, bahwa yang menjadi penguasa Makkah dan Madinah saat ini adalah Keluarga Kerajaan (Aly Saud) yang mengusung paham Khawarij dan Mujasim, bukan Ahlussunnah.

Karena paham Ahlussunnah wal jama’ah tidak pernah menghalalkan pengkafiran, pembid’ahan, pemusyrikan dan penghalalan darah serta harta kaum muslimin. Hal ini justru menjadi ciri khas kaum Wahabi Takfiri atau yang di zaman ini sebagai perwujudan kaum Khawarij dan Mujasim modern. Jargon mereka yang terkenal adalah “Kembali kepada Quran dan Sunnah“ maksudnya adalah kembali kepada pemahaman Quran dan Sunnah ala mereka, bukan ala Nabi Saw, para sahabatnya yang mulia dan para ulama salafus shalih.

Siapa pun yang menguasai Makkah dan Madinah sudah pasti mereka akan memelihara dan menjaga dua kota suci tersebut. Sudah sedari dulu, siapa pun penguasanya mereka pasti akan selalu membantu negara-negara Muslim lainnya. Tetapi yang sangat aneh, mengapa Kerajaan Arab Saudi tidak pernah memberi bantuan kepada Palestina? Bahkan mereka malah bermanis-ria dengan Zionis dalam pertemuan-pertemua rahasia, Apakah ini yang dikatakan negara Islam yang menjalankan al-Quran dan as-Sunnah?
ARN0012004001511314_Arab_Saudi_bukan_Negara_Islam_Tapi_Penjual_Islam
Setelah kekalahan telak yang dialami pasukan Muhammad ibn Sa’ud oleh pasukan Islam dari kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1815. Muhammad ibn Sa’ud beserta beberapa anggota kelurganya di tawan dan di bawa ke kota Kairo dan kemudian dipindahkan ke Konstantinopel ibukota kekhalifahan Turki Utsmani. Muhammad ibn Sa’ud dan anggota keluarganya di arak untuk dipertontonkan kepada kaum muslimin bahwa ia adalah otak dari pemberontakan sekaligus Dajjal yang telah membunuhi ribuan kaum muslimin yang tidak berdosa di jazirah Arab. Kemudian kepalanya dipenggal dan tubuhnya dipertontonkan kepada kerumunan kaum muslimin yang marah karena ulahnya. Sedangkan sisa-sisa keluarganya di penjara di kota Kairo.
Kurang lebih 87 tahun kemudian, pada tahun 1902 cucunya Muhammad ibn Sa’ud yang bernama Abdul Aziz bin Abdurrahman ibn Sa’ud yang kabur ke Turki memulai kembali usaha untuk mengembalikan kejayaan Klan Sa’ud yang pernah dirintis oleh kakeknya. Dengan bantuan Klan As-Sabah di Kuwait dan campur tangan Inggris akhirnya mereka mulai melakukan invasi berdarahnya kembali. Pada tahun 1953 Ibnu Sa’ud mati dan digantikan oleh Raja Sa’ud dan kemudian Raja Faisal.

Rajutan cinta yang dahulu terputus dengan kerajaan Inggris akhirnya bersemi kembali. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa perjanjian atau traktat dengan pihak kerajaan Inggris melalui beberapa surat yang dikirimkan oleh pemimpin Salafi Wahabi pada tanggal 13 Juni 1913 kepada wakil Inggris Percy Cox sebagai berikut :
وبالنظر إلى مشاعرى الودية تجاهكم أودّ أن تكن علاقاتى معكم كالعلاقات الّتى كانت قائمة بينكم وبين اسلافى كما أودّ أن تكون قائمة بينى وبينكم
“Dan dengan melihat perasaan cintaku kepada kalian, aku sangat berharap hubunganku dengan kalian seperti hubungan-hubungan yang telah lama terjalin antara kalian dengan para leluhurku, sebagaimana aku sangat berharap hubungan itu tetap terjalin (baik) antara aku dengan kalian “
Dalam Muktamar al-Aqir tahun 1927 M/1341 H di distrik Ahsaa telah ditanda tangani sebuah perjanjian resmi antara pihak Wahabi dengan pemerintah Inggris. Tertulis dalam kesepakatan itu kalimat-kalimat yang ditorehkan oleh pimpinan Wahabi yang berbunyi :
… أقرّ وأعترف ألف مرة للسّير برسى كوسى مندوب بريطانيا العظمى لامانع عندى من إعطاء فلسطين لليهود أو غيرهم كما تراه بريطانيا التى لا أخرج عن رأيها حتى تصيح الساعة
“ Aku berikrar dan mengakui 1000 kali kepada Sir Percy Cox wakil Britania Raya, tidak ada halangan bagiku (sama sekali) untuk memberikan Palestina kepada Yahudi atau yang lainnya sesuai dengan keinginan Inggris, yang mana aku tidak akan keluar dari keiginan Inggris sampai hari kiamat “ 
Bahkan ketika pecah perang yang dilancarkan Israel pada bulan Juni 1967 kepada sebagian negara-negara Arab dengan dukungan Amerika dan Eropa barat, pemimpin Wahabi baru datang dari negara-negara Barat itu menyampaikan pidato pada tanggal 6 Juni sebagai berikut :
ايها الإ خوان لقد جئتكم من عند إخوان لكم فى أمريكا وبريطانيا وأو روبا تحبونهم ويحبوننا
“Wahai saudara-saudaraku, aku (baru saja) datang dari saudara-saudara kalian di Amerika, Britania, dan Eropa. Kalian mencintai mereka, dan mereka pun mencintai kalian “
Kemudian pada tahun 1969, saat diwawancarai koran Washington Post, pimpinan Wahabi mengakui adanya kedekatan khusus dengan kaum Zionis Israel, lalu berkata :
إننا واليهود إبناء عم خلص, ولن ترضى بقذفهم فى البحر كما يقول البعض, بل نريد التعايش معهم بسلام
“Sesungguhnya kami dengan bangsa Yahudi adalah sepupu. Kami tidak akan rela melemparkan mereka ke laut sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang, melainkan kami ingin hidup bersama mereka dengan penuh kedamaian “
Para peneliti sejarah aliran Wahabiyah telah membuktikan bahwa  untuk memurnikan tauhid hanyalah sebuah slogan yang dibentuk atas perintah langsung kementrian Urusan Penjajahan Kerajaan Inggris. Setelah mendapatkan kaum muslimin yang dapat dijadikan sebagai boneka-boneka bodohnya, kemudian konspirasi penjajah Eropa Yahudi mengirimkan berbagai keperluan operasional, logistik, tentara bayaran dan istruktur-instruktur tentara bayaran yang disupport sepenuhnya oleh kekuatan sekutu untuk mendukung gerakan Wahabi yang dimotori oleh Muhammad Ibnu Sa’ud dan Muhammad ibnu Abdil Wahhab dalam melakukan pemberontakan terhadap kekhalifahan Turki Ottoman yang sah dengan impian tingginya untuk mendirikan Haikal Sulaiman di tanah al-Haramain.
Gilanya lagi, setelah tertangkap basah dan terekam secara sah oleh sejarah dan zaman, mereka masih membela diri dengan berkata : “Kami memberontak karena kekhalifahan Turki Ottoman sudah korup, banyak kemaksiatan yang terjadi, negara sudah tidak stabil” dan banyak ucapan lainnya yang mereka buat untuk menghalalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dan logika sederhananya adalah, apabila dikarenakan kekhalifahan Turki Ottoman sedemikian carut marutnya sehingga halal memberontak, maka lebih halal pula memberontak di kerajaan Saudi Arabia sekarang. Karena keadaan negara mereka yang dipenuhi dengan sejarah pembunuhan, pembantaian, siksaan terhadap para ulama, bayi dan ibunya disembelih ketika digendong, sebagaimana yang terekam dengan baik dalam kitab-kitab sejarah Islam.
Gerakan Wahabi yang didanai oleh Inggris dan Yahudi ini banyak memaksa kaum muslimin untuk menjadi tentara mereka. Ada sebuah camp tempat pelatihan yang dinamakan dengan Hajar al-Arkawiyah di mana para intruktur militer dari negara Inggris melatih daya tempur mereka dan menancapkan doktrin pada para pengikutnya, bahwa siapa pun orang Islam yang tidak bermazhab Wahabi adalah kafir dan halal darahnya.
ARN0012004001511315Pengkhianatan_Saudi_Terhadap_Islam
Padahal orang-orang Inggris ini pun tidak semazhab dengan mereka, tidak se-tauhid dengan mereka, bahkan mereka benar-benar kafir mutlak tetapi mana berani para Wahabi menganggapnya kafir dan menghalalkan darah mereka? Mereka lebih mencintai orang-orang Inggris yang memperbudak mereka, dan lebih membenci kaum musimin yang berbeda dengan mereka. Padahal Iblis saja tidak pernah menaruh rasa benci sebesar ini terhadap umatnya Nabi Saw.
Mereka yang sudah digembleng menjadi tentara pembunuh menjadi hilang rasa kemanusiaannya, dan berubah total menjadi mesin pembunuh yang sadis dan paling biadab, mirip dengan tentara Hulagu Khan atau yang menghabisi kekhalifah Dinasti Abbasiyah secara keji dan biadab atau mirip dengan tentara Serbia yang membantai ratusan ribu warga muslim di Bosnia Herzegovina.
Untuk mengelabui kaum muslimin di masa yang akan datang mereka memberikan identitas kepada para pembunuh dan tentara bayarannya sebagai berikut :
  1. Mereka menamakan mesin perangnya dengan sebutan al-Ikhwan
  2. Mereka menamakan peperangannya dengan sebutan Jihad
  3. Mereka menamakan penyerbuannya dengan sebutan Ghazawat
  4. Mereka menamakan kemenangannya dengan sebutan Futuhat
  5. Mereka menamakan prajuritnya yang mati dengan sebutan Syuhada
  6. Menamakan musuhnya dari kaum muslimin dengan nama kaum kafir
Lihatlah pengelabuan dan pemutarbalikkan fakta yang mereka lakukan terhadap syariat dan kaum muslimin saat ini. Benar-benar sempurna kelicikan dan tipu daya mereka ini. Semoga laknat Rasul-Nya abadi bagi mereka. Sekte terlicik di muka bumi ini kemudian menutupi kebejatan serta kebiadaban mereka dengan menisbatkan mazhabnya kepada Imam Ahmad bin Hanbal, sehingga sebagian para kyai dan ulama yang tidak menyelami mazhab Imam Ahmad pun mengamini dan mengimaninya. Terlebih masyarakat awam yang pengetahuannya sangat dangkal.
Padahal dakwah yang dijalankan oleh Wahabi dan pengikutnya ini merupakan kedok untuk menutupi jaringan konspirasi dan kerja sama busuk mereka dengan kaum penjajah Eropa yang membawa sekalian dendam kesumat atas kekalahan mereka di perang Salib lalu. Karena untuk membantai kaum muslimin secara langsung dengan tangan mereka tidak mungkin, maka mereka menggunakan boneka-bonekanya yang bodoh dan dungu ini dengan dalil “Ijtihad“, yang benar ijtihadnya mendapatkan pahala dua, dan yang salah mendapatkan pahala satu. Jadi bagi kaum Salafi Wahabi ini, membunuh kaum muslimin akan mendapatkan pahala karena berdasarkan ijtihad ulama mereka katanya.
Lebih ekstremnya lagi, ketika mereka sudah merasa kuat (dengan dukungan pemerintah dan sebagian partai politik), maka propaganda mereka jalankan dengan terang-terangan, bahkan tak jarang sampai pada perebutan atau penguasaan lahan dakwah seperti mesjid, mushalla, majlis ta’lim di kantor-kantor, atau minimal merintis kumpulan pengajian tandingan baik di tempat-tempat tersebut maupun di rumah-rumah.
Akibatnya, tanpa disadari mereka sudah menguasai berbagai sarana kegiatan dakwah di beberapa komplek perumahan, dan telah merebut anggota jama’ah pengajian para ustad di wilayah setempat, yang berbuntut pada terganggunya hubungan silaturrahmi antara anggota jama’ah tersebut.
Tidak sampai di sana saja, bahkan mereka pun membuat gerakan pengajian ibu-ibu yang dinamakan “ Liqa “. Yang menurut sumber yang paling shahih berada dalam garis manajemen Partai Keadilan Sosial (PKS). Mereka mendakwahkan kepada para ibu-ibu untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berbasis khilafah, bukan UUD dan Pancasila. Kemudian lambat-laun mereka mulai memasuki ranah khilafiyah seperti Yasinan, Tahlilan, Ziarah Kubur, Istighatsah, Shalawatan, Maulid Nabi dan hal-hal yang selama ini mereka anggap pelakunya adalah ahli neraka.
Jadi bagaimana kita bisa mengatakan gerakan ini adalah gerakan pemersatu umat dan bangsa ? Mereka adalah gerakan aktif yang akan melumatkan apa pun yang mereka anggap tidak sejalan dengan batok kepala mereka. Mereka adalah pemecah belah umat berdasarkan kajian historis dan analisis hadits.
Secara resmi negara Saudi  ini memperingati kemerdekaannya pada tanggal 23 September 1932. Pada saat itulah, tahun 1932 Kerajaan Saudi Arabia (al-Mamlakah al’Arabiyah as-Su’udiyah). Abdul Aziz pada saat itu berhasil menyatukan dinastinya, menguasai Riyadh, Nejd, Hasa, Asir, dan Hijaz. Abdul Aziz juga berhasil mempolitisasi pemahaman Wahabi untuk mendukung kekuatan politiknya.
Sejak awal, Dinasti Sa’ud secara terbuka telah mengumumkan dukungannya dan mengadopsi penuh ide Wahabi yang dicetuskan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang kemudian dikenal dengan gerakan Wahabi. Dukungan ini kemudian menjadi kekuatan baru bagi dinasti Sa’ud untuk melakukan perlawanan terhadap Khilafah Utsmaniyah. (Jadi jelaslah, bahwa Kerajaan Saudi Arabia yang dirajai oleh Abdul Aziz dan keturunannya sampai sekarang tidak pernah mengadopsi paham Ahlussunah wal jama’ah yang dibawa oleh para imam mazhab, bahkan mereka mengkafirkan seluruh imam mazhab dan penganutnya).
Hanya saja, keberhasilan Dinasti Sa’ud ini tidak lepas dari bantuan Inggris. Mereka bekerjasama untuk memerangi pemerintahan Khilafah Islamiyah. Sekitar tahun 1792-1810, dengan bantuan Inggris mereka berhasil menguasai beberapa wilayah di Damaskus. Hal ini membuat Khilafah Islamiyah harus mengirim pasukannya untuk memadamkan pemberontakan ini.
Fase pertama, pemberontakan Dinasti Sa’ud berhasil diredam setelah pasukan Khilafah Islamiyah berhasil merebut kota ad-Diriyah. Pada tahun 1902, ketika kekuatan Khalifah Islamiyah melemah, Abdul Aziz menyerang dan merebut kota Riyadh dengan bantuan Inggris.
Pada tahun 1916, Abdul Aziz menerima 1300 senjata dan 20.000 keping emas dari Inggris. Mereka juga berunding untuk menentukan perbatasan negerinya, yang ditentukan oleh Percy Cox, utusan Inggris. Percy Cox mengambil pensil dan kertas kemudian menentukan (baca : memecah belah) perbatasan negeri tersebut.
Tidak hanya itu, Inggris pun membantu Ibnu Sa’ud saat terjadi perlawanan dari Duwaish (salah satu suku dari Nejd). Suku ini menyalahkan Ibnu Sa’ud yang dianggap terlalu menerima inovasi Barat. Sekitar tahun 1927-1928, angkatan Udara Inggris dan pasukan Ibnu Sa’ud mengebom suku tersebut. Mengingat kerja sama mereka yang sangat erat, Inggris memberi gelar kebangsawanaan “Sir“ untuk Abdul Aziz bin Abdurrahman.
Adapun persahabatan Saudi dengan AS diawali dengan ditemukannya ladang minyak di negara itu. Pada 29 Mei 1933, Standart Oil Company dari California memperoleh konsesi selama 60 tahun. Perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi Arabian Oil Company pada tahun 1934. Pada mulanya, pemerintah AS tidak begitu peduli dengan Saudi. Namun, setelah melihat potensi besar minyak negara tersebut, AS dengan agresif berusaha merangkul Saudi. Pada tahun 1944, Deplu AS menggambarkan daerah tersebut sebagai “Sumber yang menakjubkan dari kekuatan strategi dan hadiah yang terbesar dalam sejarah duni”.
ARN0012004001511312_Arab_Saudi_bukan_Negara_Islam_Tapi_Penjual_Islam
Untuk kepentingan minyak, secara khusus wakil perusahaan Aramco, James A. Moffet, menjumpai Presiden Roosevelt (April 1941) untuk mendorong pemerintah AS memberikan pinjaman utang kepada Saudi. Utang inilah yang kemudian semakin menjerat negara tersebut menjadi  “budak“ AS. Pada tahun 1946, Bank Ekspor-Impor AS memberikan pinjaman kepada Saudi sebesar $100 juta dolar. Tidak hanya itu, AS juga terlibat langsung dalam “membangun“ Saudi menjadi negara modern, antara lain dengan memberikan pinjaman sebesar $100 juta dolar untuk pembangunan jalan kereta api yang menghubungkan ibukota dengan pantai timur dan barat. Tentu saja, utang ini kemudian semakin menjerat Saudi sampai sekarang.
Konsesi lain dari persahabatan Saudi-AS adalah penggunaan pangkalan udara selama tiga tahun oleh AS pada tahun 1943 yang hebatnya hingga saat ini terus dilanjutkan. Pangkalan Udara Dhahran menjadi pangkalan militer AS yang paling besar dan lengkap di Timur Tengah. Hingga saat ini, pangkalan ini menjadi basis strategi AS, terutama saat menyerang negeri Muslim Irak dalam Perang Teluk II. Penguasa Kerajaan Saudi dengan “ sukarela “ membiarkan wilayahnya dijadikan basis AS untuk membunuhi sesama Muslim. AS pun kemudian sangat senang dengan kondisi ini.
Kerajaan Arab Saudi sebagai trah Zionis Yahudi menjadi pendukung penuh AS baik secara politis maupun ekonomis dalam Perang Teluk II. Saudi juga mendukung serangan AS ke Afganistan dan berada di sisi Amerika untuk memerangi teroris. Untuk membuktikan kesetiaannya itu, Saudi pada tanggal 17 Juni 2002 mengumumkan bahwa aparat keamanan- nya telah menahan enam orang warga negaranya dan seorang warga Sudan yang di dakwa menjadi angota al-Qaeda. Tujuh orang itu didakwa berencana untuk menyerang pangkalan militer Amerika dengan rudal SAM-7.
Masih dalam rangka kampanye AS ini, Saudi menghabiskan jutaan dolar untuk membuat opini umum, antara lain lewat iklan bahwa Saudi adalah mitra AS dalam “perang anti terorisme “ (K.Com, Newsweek, 03/05/2002). (Padahal seluruh dalang penjajahan dan teror di tanah Arab seperti di Iraq, Libya, Mesir dan Suriah  adalah Arab Saudi dan AS).
Penguasa Saudi juga dikenal kejam terhadap kelompok-kelompok Islam yang meng- kritisi kekuasaannya. Banyak ulama berani dan salih yang dipenjarakan hanya karena mengkritik keluarga Kerajaan dan pengurusannya terhadap umat. Tidak hanya itu, tingkah polah keluarga kerajaan dengan gaya hidup kapitalisme sangat menyakitkan hati umat. Mereka hidup bermewah-mewah, sementara pada saat yang sama mereka membiarkan rakyat Irak dan Palestina hidup menderita akibat tindakan AS yang terus menerus dijadikan Saudi sebagai mitra dekat.
Benarkah Saudi merupakan negara Islam? Jawabannya “Tidak sama sekali“ Apa yang dilakukan oleh negara ini justru banyak yang menyimpang dari syariat Islam. Beberapa bukti antara lain :
Pertama, berkaitan dengan sistem pemerintahan, dalam pasal 5.a Konstitusi Saudi ditulis : Pemerintah yang berkuasa di Kerajaan Saudi adalah Kerajaan. Dalam sistem Kerajaan berarti kedaulatan mutlak ada di tangan raja. Rajalah yang berhak membuat hukum. Meskipun Saudi menyatakan bahwa negaranya berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah, dalam praktiknya, dekrit rajalah yang paling berkuasa dalam hukum (bukan al-Quran dan as-Sunnah). Sementara itu, dalam Islam bentuk negara adalah Khilafah Islamiyah, dengan kedaulatan ada di tangan Allah Swt, rasul-Nya dan orang-orang yang berilmu (para ulama).
Kedua, dalam sistem Kerajaan, rajalah yang juga menentukan siapa penggantinya, biasanya adalah anaknya atau dari keluarga dekat, sebagaimana tercantum dalam pasal 5.c : Raja memilih penggantinya dan diberhentikan lewat dekrit kerajaan. Siapa pun mengetahui, siapa yang menjadi raja di Saudi haruslah orang yang sejalan dengan kibijakan AS. Sementara itu, dalam Islam, Khalifah di pilih oleh rakyat secara sukarela dan penuh keridhaan.
Ketiga, dalam bidang ekonomi, dalam praktiknya, Arab Saudi menerapkan sistem ekonomi kapitalis. Ini tampak nyata dari diperbolehkannya riba (bunga) dalam transaksi nasional maupun internasional di negara itu. Hal ini tampak dari beroperasinya banyak bank “ribawi“ di Saudi seperti “ The British-Saudi Bank, American-Saudi Bank, dan Arab-National Bank. Hal ini dibenarkan berdasarkan bagian b pasal 1 undang-undang Saudi yang dikeluar- kan oleh Raja (no.M/5 1386 H).
Keempat, demi alasan keamanan keluarga kerajaan, pihak kerajaan Saudi Arabia telah menghabiskan 72 miliar dolar dalam kontrak kerjasama militer dengan AS. Saat ini lebih dari 5000 personel militer AS tinggal di Saudi. Sungguh sangat berakal dan beradab membiarkan musuh-musuh Islam berkonspirasi di negaranya, sedangkan banyak hal yang dapat dilakukan untuk Palestina, Irak, Suriah, Libya, Afganistan dengan 72 miliar dollar, hal ini dilakukan oleh Kerajaan Saudi karena lebih mencintai Amerika dan musuh-musuh Islam daripada mencintai negara muslim.
Apa yang terjadi di Saudi ini hanyalah salah satu contoh di antara sekian banyak contoh para penguasa Muslim-Yahudi yang melakukan pengkhianatan kepada umat. Tidak jarang para pengkhianat umat ini menamakan rezim mereka dengan sebutan negara Islam, negara yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah, meskipun pada praktiknya jauh dari Islam.
Begitu juga para partai pendukungnya akan melakukan iklan agamis yang sama : partai yang bersih walaupun tidak bersih, partai yang jujur walaupun isinya para penipu dan koruptor, partai yang agamis walaupun sebenarnya tidak paham agama, dan banyak lagi slogan-slogan yang mencitrakan kebaikan itu hanya berada pada partai mereka. Kenalilah bahwa sesungguhnya partai-partai seperti ini justru menjadi partai pembohong dan pendu- kung abadi musuh-musuh Islam.
Sesungguhnya kebenaran itu tidak datang dalam seketika, tetapi ketika kebenaran itu datang sikapilah dengan kesadaran, kedinamisan akal sehat anda, dan tanyalah kepada hati nurani terdalam, apakah pantas partai yang mengatasnamakan Islam mendukung musuh-musuh abadi Islam?
Tidaklah akal seseorang itu tercerahkan setelah datangnya cahaya hidayah. Sedangkan penolakan terhadap cahaya hidayah merupakan pengingkaran terhadap pemberi hidayah itu sendiri. Tidak ada pilihan lain bagi kita, kecuali  menghadapi dan menghancur- kan musuh-musuh Islam, baik yang tersurat ataupun yang tersirat dengan segala bentuk potensi yang diberikan Allah Swt kepada kita semua.
Jelas sekali bahwa gerakan Zionisme Internasional mengerahkan segenap daya dan kekuatannya begitu juga pendukungnya untuk menumpas umat Islam, pemilik bumi yang kaya dengan sumber alam. Dengan segala cara, Zionisme berusaha mengeksploitasi kekayaan alam negara Islam. Mereka menyebarkan pemikirannya yang dapat memalingkan umat muslim dari pilar-pilar kekuatannya. Mereka pun menimbulkan perpecahan dalam barisan umat Islam.
Musuh-musuh Islam melakukan berbagai tindakan batil dalam seluruh aspek kehidupan. Telah beredar mata uang Zionis yang dicetak dengan gambar menara Israel dan peta Israel Raya. Peta itu meliputi Lebanon, Yordania, dua pertiga wilayah Suriah, tiga perempat wilayah Irak, dan seperempat wilayah Saudi Arabia, bahkan sampai ke Madinah dan Makkah.  Kalaulah kita sedikit cermat mengamatinya, bukankah daerah-daerah tersebut yang sekarang sedang diperebutkan dan berusaha dikuasai oleh ISIS?
Semua dunia mengetahuinya, bahwa ISIS adalah teroris yang berkedok agamis dengan akidah Wahabi dibelakangnya. PBB pula yang menyerukan kepada kerajaan Saudi Arabia untuk menarik mundur 20.000 tentara bayarannya dari Suriah dan Irak. Jadi jelaslah, bahwa ISIS yang berakidah Wahabi adalah kaki tangan Zionis Israel yang dibiayai oleh kerajaan Saudi Arabia.
Kaum Zionis harus menyadari bahwa mereka sedang mengemis untuk mendapatkan bumi yang telah dijaga kaum muslimin selama 14 abad. Kaum muslimin tidak akan pernah berhenti untuk merebutnya kembali meskipun pihak yahudi melancarkan serangan demi serangan dengan hebatnya.
Zionis menulis kalimat Lailaaha illallah di celana dalam, menulis- kan lafdzul Jalalah di alas kaki, dan mencetak surat awal Maryam di kertas pembungkus barang-barang belanjaan. Hal ini bukanlah kebodohan baru yang dilakukan Yahudi sepanjang sejarahnya. Semua itu karena dorongan dendam terhadap kaum muslimin dan bangsa Arab yang dalam kurun waktu sejarah lalu justru telah melindungi mereka dan memperlakukan mereka dengan baik.
Di Palestina dewasa ini orang-orang Israel menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah, berbagai peninggalan kehidupan masa silam, dan warisan kebudayaan yang tidak ternilai. Sebagaimana ISIS pun melakukan penghancuran terhadap kota-kota kuno, bangunan dan artefak bersejarah yang berasal dari ribuan tahun yang lalu atas perintah Yahudi. Mereka pun menghancurkan pusat-pusat informasi dan membakar kepustakaan langka.
Hal yang sama pula dilakukan oleh kerajaan Saudi Arabia pada tahun 1924 untuk membakar perpustakaan terutama perpustakaan Maktabah Arabiyah di Makkah al-Mukarramah di mana mereka membakar kurang lebih 60.000 kitab-kitab langka dan sekitar 40.000 yang masih berupa manuskrip yang sebagiannya merupakan hasil diktean sahabat dari baginda Nabi Saw.
ARN0012004001511316_Pengkhianatan_Saudi_Terhadap_Islam
Di antara buku-buku itu masih ada yang berupa kulit kijang, tulang belulang, pelepah kurma, pahatan dan lempengan-lempengan tanah. Tidak berhenti sampai di situ, mereka pun menyerang  perpustakaan yang berada di Hadramaut Yaman dan mem- bakar seluruh kitab yang berada di perpustakaan itu.
Tindakan ini dilakukan karena merasa tersudut oleh sejarah dan tidak berkutik oleh fakta-fakta yang terdapat di dalam buku-buku sejarah. Bangsa Yahudi terdorong melakukan semuanya itu semata-mata karena kedengkian terhadap Islam, kemurkaan terhadap segenap pemeluknya, dan berkeingnan melukai tubuh dan perasaan mereka. (Al-Bantani/ARN)

Sumber :
https://arrahmahnews.com/2015/06/04/arab-saudi-bukan-negara-islam-tapi-penjual-islam/
Share:

Perbankan Saudi Juga Pakai Sistem Interest

Jakarta (WWT) - Mencermati sistem perbankkan dari negara Islam, silahkan Anda simak  Munafik atau tidak, Anda yang menilai. (red)
  1. King Salman ngasi pinjaman, itu hoax. apalagi 350 T. yg benar adalah Presiden Jokowi BERHARAP agar kunjungan raja bisa merealisasikan investasi 25M USD dan 6 M utk kilang cilacap,  ini baru harapan Jokowi,  bahkan Saudi belum berkomentar apapun.
  2. Raja Salman bawa tangga sendiri utk menghindari riba' lebih hoax lagi. alasanx sebenarnya utk keamanan,  bahkan saat ke turki atas undangan erdogan beliau malah mengganti kaca kamar hotel dgn kaca anti peluru dan dinding anti bom.
  3. King salman anti riba?  lihat aja perbankan di Saudi,  juga memakai sistem interest,  riba.
  4. King akan melunasi hutang indonesia? hoax paling berat,  Saudi aja punya hutang yg cukup besar di lembaga hutang internasional. rasio debt gevorment dgn PDB saudi bahkan pernah sampai 38%.
  5. Mari kita doakan agar King Salman dijaga oleh Allah SWT dan diakhir hidupnya mendapat petunjuk agar mengahapuskan keterikatanx dgn sistem bid"ah mulukiyah dan kembali pada ajararan Nabi SAW,
  6. Mari mendidik ummat ini agar menambah pemahamanx dgn syariat agama mereka dan tdk mudah terpengaruh dgn hoax
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Share:

Warta WA Terkini


Sumber dari Blog ini disalin tempelkan dari warta yang ada di grup WA pada umumnya di Indonesia

Mengingat banyaknya informasi menarik yang bisa dipublikasikan, maka munculah ide untuk menyalin dan menempelkan di media online yang kami bangun ini.

Oleh karenanya kami mencantumkan atau menuliskan sumber dengan Sate Jawa, yang artinya; Sate dari kata Salin dan Tempel, dan makna Jawa dibelakang tulisan sate juga merupakan singkatan dari Jaringan WAG / Whatsapp

Sementara sumber foto, dari semacam provider gambar gratisan seperti Pixabay
Share:

Translate

Pola Pikir

Ada Penghianat Bangsa Dalam Pilpres 2024

Pahlawan Jalan Maju, Penghianat Jalan Mundur Jakarta ( Warta WA Terkini - No Gossip ) - Dari mulai isue Politik Dinasti hingga isue Penghi...

Arsip Blog